Pengamat: Alasan Saudi Intervensi Yaman Tak Bisa Diterima

Patricia Diah Ayu Saraswati | CNN Indonesia
Minggu, 31 Des 2017 09:39 WIB
Pengamat Timur Tengah menyebut pernyataan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia soal alasan negaranya mengintervensi konflik di Yaman tidak bisa diterima.
Ilustrasi konflik Yaman. REUTERS/Mohamed al-Sayaghi
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat Timur Tengah menyebut pernyataan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia soal alasan negaranya mengintervensi konflik di Yaman tidak bisa diterima.

"Itu semacam retorika saja jika melihat kepentingan politik di Timur Tengah," kata Direktur Cultural Islamic Academy, Husein Ja'far Al-Hadar, di Jakarta, Sabtu (30/12).

Husein merujuk pada pernyataan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia yang mengatakan intervensi militer tersebut bertujuan untuk menjaga kedaulatan Yaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, ada tiga kepentingan Arab Saudi dalam konflik di Yaman. Di antaranya adalah politik minyak, politik perbatasan, dan politik ideologi.

Husein menyampaikan sampai saat ini masih terus terjadi konflik perbatasan yang terjadi antara Arab Saudi dan Yaman.
"Kalau Saudi bisa menguasai secara de jure Yaman, maka dia (Arab Saudi) bisa melakukan lobi-lobi (perbatasan) yang menguntungkan bagi Saudi," kata Husein.

Terkait dengan politik ideologi, Husein menjelaskan kedekatan kelompok pemberontak Houthi dengan Iran, negara yang mempunyai paham bertentangan dengan Saudi.

[Gambas:Video CNN]

Husein mengatakan Arab Saudi takut Yaman menjadi demokratis dan Houthi masuk di dalamnya.

"Akan mengancam eksistensi Saudi yang ada di sebelahnya terkait dengan ekonomi dan konflik perbatasan, minimal saya rasa itu motif Saudi," tutur Husein.
Koalisi Arab mengintervensi perang untuk mendukung pemerintah yang sah di Yaman sejak Maret 2015.

Intervensi tersebut dilakukan setelah pemberontak Syiah Houthi mengambil alih kendali atas ibukota Sanaa dan sebagian besar wilayah Yaman.

Lebih dari 8.750 orang tewas sejak koalisi mengintervensi peperangan, menurut Badan Kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Koalisi Arab juga meningkatkan intensitas serangan udaranya setelah pertahanan udara Saudi mencegat peluru kendali balistik yang ditembakkan kelompok Houthi ke arah Riyadh pada 19 Desember lalu.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER