Jakarta, CNN Indonesia -- Michael Wolff, penulis buku yang berisikan kritik keras pada tahun pertama Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, menyatakan bahwa temuan-temuannya akan mengakhiri masa kepemimpinan Trump di Gedung Putih.
Kepada
BBC Radio, Wolff menyatakan bahwa kesimpulan dari buku
Fire and Fury: Inside the Trump White House telah tersebar luas, yaitu bahwa orang nomor satu di AS itu tidak pantas menduduki jabatan tersebut.
"Saya kira, salah satu efek menarik dari buku itu adalah efek 'kaisar-yang-tidak-memakai-jubah (
emperor-has-no-clothes)," ujarnya, seperti dikutip dari
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Idiom emperor has no clothes sendiri sering digunakan ketika banyak orang meyakini bahwa sesuatu itu tidak benar.
"Cerita yang saya suguhkan tampaknya membuat kepemimpinannya terlihat tidak pantas," ujar Wolff.
"Tiba-tiba semua orang berkata 'Oh Tuhan, ini benar. Ia memang tak memiliki 'jubah'. Itulah latar belakang pemahaman dan persepsi bahwa ini akan mengakhiri... kepresidenannya."
Trump sendiri telah menyatakan bahwa buku itu penuh kebohongan. Buku itu menggambarkan ada kekacauan di Gedung Putih dan seorang presiden yang tidak siap untuk memenangi kursi kepresidenan.
Pada Jumat malam, Trump menggunakan akun Twitternya untuk menyerang Wolff dan mantan anak buahnya, Steve Bannon, yang kutipannya digunakan di buku tersebut.
"Michael Wolff adalah pecundang sejati yang mengarang cerita agar buku membosankan dan tidak jujur ini bisa terjual," kata Trump.
'Ia menggunakan Steve Bannon yang ceroboh, yang menangis ketika dipecat dan meminta-minta kembali pekerjaannya. Sekarang Sloppy Steve telah dibuang oleh semua orang seperti seekor anjing. Sayang sekali!!" demikian bunyi cuitan Trump.
Banon yang pernah menjadi ahli strategi Trump, adalah kepala dari situs Breitbart News yang berhaluan kanan.
Dalam wawancara dengan
BBC, Wolff pernah ditanyai apakah ia meyakini bahwa Bannon pun tidak merasa Trump pantas jadi presiden dan akan berusaha menjatuhkannya.
"Ya," jawab Wolff.
"Ini yang disebut sebagai reportase. Ini cara Anda seharusnya melakukannya," katanya.
"Anda menanyai orang-orang. Anda mewawancarai orang-orang yang punya akses, Anda juga mewawancarai orang-orang yang sebelumnya punya akses, Anda memahami situasinya sebaik orang lain dan kemudian melaporkannya."
(vws)