Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 1.500 orang dievakuasi dari pulau yang berada di utara Papua Nugini setelah gunung api di sana meletus. Ungkapan itu disampaikan Palang Merah setempat pada Minggu (14/1), seperti dilansir dari
Reuters.Gunung api di pulau Kadovar, yang berlokasi di 24 km utara dari pulau utama Papua Nugini, mengalami erupsi pada 5 Januari. Saat itu, pemerintah setempat telah melakukan evakuasi 590 orang Kadovar ke pulau terdekat Blup Blup.
Setelah memuntahkan abu beberapa hari, gunung api meletus pada Jumat lalu, mengeluarkan bebatuan merah dan sulfur dioksida, ungkap Rabaul Volcanological Observatory. Pemerintah PNG pun kemudian memutuskan evakuasi masyarakat di Blup Blup, mengingat bahaya erupsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Evakuasi ribuan orang dilakukan ke pulau utama. Sekjen Palang Merah PNG, Uvenama Rova melalui sambungan telpon dari Port Moresby mengungkapkan, Palang Merah International menyediakan bantuan dana sekitar US$26,274 atau sekitar Rp349 juta.
"Orang-orang di sana, begitu erupsi terjadi, mereka buru buru menyelamatkan diri, sehingga mereka butuh bahan pangan, air, tempat tidur, dan pakaian," ujarnya.
Dalam perkembangan kabar terbarunya pada Minggu, Observatory mengatakan muntahan lava pada Kadover tampak kasat mata, berdasar gumpalan awan putih yang naik setinggi 600 meter di atas permukaan laut.
Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop via Twitter mengungkapkan pemerintah Australia memberikan sumbangan dana sebesar US$19,775 (Rp263 juta) untuk yang terkena dampak erupsi.
Chris Firth, vulkanologis di Macquarie University, mengungkapkan belum ada konfirmasi pasti akan erupsi Kadovar sebelumnya. Namun, para ilmuwan berspekulasi bisa jadi mengacu pada sebutan 'pulau terbakar' yang pernah disebutkan dalam jurnal abad ke 17 yang ditulis William Dampier.
(rah)