Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk pertama kalinya memastikan bahwa pemerintah
Amerika Serikat di bawah
Presiden Donald Trump menawarkan Abu Dis, kota bersebelahan dengan Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina. Pengakuan Abbas itu disampaikan dalam pidato di Dewan Pusat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
"Yerusalem adalah ibu kota abadi Palestina," kata Abbas dalam pertemuan yang membahas pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Minggu (14/1).
"Kita berada di titik kritik dan masa depan kita dalam bahasa. Kami baru-baru ini ditawari Abu Dis sebagai ibu kota kita," kata Abbas seperti dilaporkan
CNN. Kabar soal tawaran Abu Dis untuk menjadi Ibu Kota Palestina tersebut untuk pertama kali dilansir oleh
The New York Times pada awal Desember lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintahan Amerika Serikat sebelum Trump sepakat pada konsensus internasional bahwa Yerusalem Timur, yang mencakup Kota Tua dan kawasan keagamaan lainnya akan menjadi Ibu Kota Palestina.
CNN melaporkan bahwa Gedung Putih belum merespons permintaan tanggapan atas pernyataan Abbas tersebut.
Pertemuan dua hari di Ramallah, Tepi Barat tersebut dihadiri seluruh faksi di Palestina, kecuali Hamas dan Jihad Islam, yang bukan anggota PLO. Menurut kantor berita Wafa, para delegasi PLO akan membahas konsekuensi pengakuan AS atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan strategis AS.
Abbas juga mengecam tawaran damai Trump sebagai tamparan abad ini. "Kami katakan 'tidak' pada Trump. Kami tidak akan menerima proyek Anda," kata Abbas.
Abbas juga meminta Dewan Pusat PLO merevisi seluruh kesepakatan dengan Israel karena semua perjanjian tersebut menemui jalan buntu. "Israel telah mengakhiri kesepakatan Oslo," kata Abbas.
Meski begitu, Abbas menekankan komitmennya pada solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel Palestina.
[Gambas:Video CNN]"Kami berkomitmen untuk menyelesaikan dua negara dengan dasar legitimasi internasional. Inisiatif perdamaian Arab, dan negara Palestina dengan perbatasan 1967," kata dia.
Abbas juga menegaskan penolakan atas peran Amerika Serikat dalam proses perdamaian. "Kami tidak lagi menerima AS sebagai mediator setelah apa yang mereka lakukan," kata Abbas.
Selain mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, pemerintah Trump juga berencana memangkas dana bagi badan pengungsi PBB yang mengurusi pengungsi Palestina (UNRWA).
Menurut laporan
The Guardian Senin (15/1), pemerintah Trump hanya akan memberikan US$60 juta dari US$125 juta yang dijanjikan pada UNRWA tahun ini. Amerika Serikat adalah donatur utama, atau sekitar 30 persen dari total anggaran UNRWA. Badan tersebut menyediakan kesehatan, pendidikan dan layanan sosial bagi pengungsi Palestina di Tepi Barat, Jalur Gaza, Yordania, Suriah dan Lebanon.
(nat)