Bentrok Polisi dan Massa di Rakhine, Tujuh Warga Buddha Tewas

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jan 2018 13:07 WIB
Tujuh warga Buddha dilaporkan tewas setelah polisi melepaskan tembakan ke arah massa yang mencoba merebut sebuah kantor pemerintah daerah di Mrauk U, Rakhine.
Ilustrasi. Tujuh warga Buddha dilaporkan tewas setelah polisi melepaskan tembakan ke arah massa yang mencoba merebut sebuah kantor pemerintah daerah di Mrauk U, Rakhine.(AFP Photo/STR)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tujuh warga Buddha dilaporkan tewas setelah polisi melepaskan tembakan ke arah massa yang mencoba merebut sebuah kantor pemerintah daerah di Mrauk U, Rakhine, Myanmar, pada Selasa (16/1) malam waktu setempat.

“Tujuh orang tewas dan 13 lainnya terluka dalam kekerasan semalam di Mrauk U. Lebih dari 20 polisi terluka akibat tembakan selampang dan batu-batu yang dilemparkan massa,” ujar juru bicara kepolisian, Myo Soe, kepada AFP, Rabu (17/1).

Insiden ini terjadi ketika 5.000 warga Buddha berkumpul untuk mengikuti satu upacara nasional di Mrauk U, sebuah kota yang terletak tak jauh dari lokasi di mana militer dilaporkan melakukan aksi kekerasan terhadap etnis minoritas Rohingya.
Hingga kini, belum jelas hal yang memicu bentrokan ketika upcara tersebut sedang berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Myo Soe menyalahkan massa “yang memulai kekerasan” karena berkeras menerobos masuk kantor administrasi distrik demi mengibarkan bendera Negara Bagian Rakhine.

“Pasukan keamanan telah meminta mereka membubarkan diri dan melepaskan tembakan peringatan dengan peluru karet. Namun, nmereka tidak berhenti, jadi polisi harus menggunakan peluru yang sebenarnya,” ucap Myo Soe.

Rakhine memang dikenal sebagai salah satu wilayah yang kurang berkembang dan terpinggirkan di Myanmar. Daerah itu memiliki riwayat perpecahan dan kebencian komunal yang tinggi.
Meski begitu, kerusuhan di Mrauk U kali ini dilaporkan tidak berhubungan dengan tragedi kemanusiaan yang selama ini menyasar etnis Rohingya.

Namun, bentrokan tersebut terjadi di hari yang sama ketika Myanmar dan Bangladesh sepakat memulai proses repatriasi sekitar 650 ribu pengungsi Rohingya dari kamp-kamp pengungsian di perbatasan Bangladesh.

Kesepakatan kerja sama repatriasi pengungsi itu disetujui kedua negara November lalu sebagai salah satu upaya penyelesaian krisis kemanusiaan di Rakhine yang telah menewaskan 1.000 orang, terutama etnis Rohingya. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER