Jakarta, CNN Indonesia -- Mengawali 2018 dengan berarak di
Olimpiade Musim Dingin di bawah satu bendera,
Korea Utara dan
Korea Selatan terus berupaya mempererat hubungan melalui sektor olahraga, salah satunya lewat rencana melakukan pawai bersama saat pembukaan
Asian Games di Jakarta, Agustus mendatang.
Rencana ini terungkap dalam laporan kebijakan tahunan Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korsel kepada Perdana Menteri Lee Nak-Yon yang dikutip oleh kantor berita
Yonhap, Jumat (19/1).
Salah satu poin laporan itu adalah rencana Korsel untuk mengupayakan pawai bersama dan pengiriman pemandu sorak gabungan dengan Korut dalam sejumlah ajang olahraga internasional, mulai dari Asian Games di Jakarta, hingga Summer Universiade di Italia pada Juli tahun depan.
Yonhap tak menjabarkan secara rinci seberapa jauh rencana ini sudah digodok oleh pemerintahan Korsel.
CNNIndonesia.com juga belum mendapatkan konfirmasi lebih lanjut dari pihak penyelenggara Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski belum diketahui jelas, rencana ini memperkuat indikasi proses rujuk kedua negara pasca ketegangan di Semenanjung Korea akibat ancaman rudal Korut sepanjang tahun 2017.
Indikasi ini mulai terlihat sejak pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, menyampaikan pidato awal tahunnya. Dalam pidato itu, Kim menyiratkan keinginan Korut untuk ikut serta dalam Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang pada 8 Februari mendatang.
[Gambas:Video CNN]Sejak saat itu, sudah ada sejumlah pertemuan tingkat tinggi kedua negara untuk membahas teknis pengiriman delegasi Korut yang akan terdiri dari tim atlet, pejabat tinggi, dan pemandu sorak.
Korsel bahkan menyatakan kesiapan untuk berdiskusi dengan komunitas internasional mengenai sanksi atas Pyongyang agar Korut dapat mengirimkan delegasinya.
Pembicaraan kian hangat hingga para pejabat tinggi dalam rapat terakhirnya mencapai mufakat untuk mengirimkan tim gabungan atlet kedua negara berpawai di bawah bendera unifikasi dalam pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
Tak hanya itu, Korut dan Korsel bahkan sepakat untuk menggabungkan tim hoki es perempuan kedua negara dalam ajang bergengsi tersebut.
Kesepakatan ini mengingatkan banyak pihak dengan momen Asian Games 2014 di Incheon dan Olimpiade di Sydney pada 2000. Saat itu, kedua negara berarak bersama di bawah bendera unifikasi yang berdasar putih dengan siluet bentuk Semenanjung Korea di tengahnya.
Namun, keharmonisan itu tak bertahan lama. Hanya dalam waktu tiga tahun, Korut sudah melakukan lebih dari 40 uji coba rudal balistik dan tiga bom nuklir yang disebut-sebut sebagai gertakan untuk memprotes latihan militer bersama Korsel dan Amerika Serikat.
 Kesepakatan ini mengingatkan banyak pihak dengan momen Asian Games 2014 di Incheon dan Olimpiade di Sydney pada 2000. (Reuters/Andy Clark) |
Menanggapi situasi ini, Menteri Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korsel, Jong-hwan Do, mengatakan bahwa pemerintah menutup mata atas "darah, keringat, dan air mata" yang dikucurkan para atlet.
Menurut Jong-hwan Do, pemerintah Korsel lebih mementingkan tujuan politis ketimbang keharmonisan etnis dalam semangat kompetisi sehat di Olimpiade.
"Atlet kami tidak akan terpengaruh. Kami memiliki penampilan atletik yang mirip, dan jika para atlet andal Korea Utara dapat berpartisipasi, rekor kami akan lebih kuat," ujar Jong-hwan Do, sebagaimana dikutip
Los Angeles Times.
(has)