Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengultimatum Palestina jika para pemimpinnya tidak mau dialog damai dengan Israel. Ancaman itu kembali dilontarkan Trump menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela forum ekonomi di Davos, Swiss, Kamis (25/1).
Trump yang membuat marah Palestina dan seluruh umat muslim dunia dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel Desember lalu, menyebut Palestina telah menghina Amerika Serikat karena tidak mau menerima kunjungan Wakil Presiden Mike Pence baru-baru ini.
"Mereka harus membuat perdamaian, atau kita tidak ada urusan lagi dengan mereka," kata Trump seperti dilaporkan
CNN, Kamis (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pengakuan atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, Amerika Serikat berencana memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke kota suci tiga agama itu pada 2019. Langkah tersebut melanggar resolusi PBB, yang mengecam klaim sepihak Israel atas Yerusalem dan melarang negara-negara anggotanya memiliki kedutaan di kota itu.
Status Yerusalem merupakan pusat konflik Israel-Palestina. Menurut PBB, status Yerusalem harus ditentukan lewat sebuah dialog perdamaian Israel-Palestina.
Ancaman untuk mencabut bantuan bagi Palestina bukan pertama kalinya dilontarkan pemerintah Amerika Serikat, baik lewat Trump, maupun Duta Besarnya di PBB Nikki Haley. AS menyatakan akan menangguhkan sekitar 50 persen bantuan bagi badan pengungsi PBB untuk Palestina, UNRWA. Dari US$125 juta yang dijanjikan, AS hanya memberi US$60 juta.
"Kami ingin menciptakan perdamaian dan menyelamatkan jiwa. Kita lihat apa yang akan terjadi, tapi uangnya tetap di atas meja," kata Trump merujuk pada dana bantuan, seperti dilaporkan
CNN.Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Amerika Serikat menarik diri sebagai penengah perdamaian dengan memberikan Yerusalem kepada Israel.
"Jika Yerusalem tidak di atas meja, Amerika juga tidak," kata juru bicara Presiden Abbas, Nabil Abu Rudeineh, seperti dilaporkan
CNN.Rudeineh menegaskan tak akan ada negosiasi, hingga pemerintah Amerika Serikat sekarang mematuhi hukum internasional dan sepakat pada solusi dua negara, dimana sebuah negara Palestina merdeka akan berdiri dengan garis perbatasan yang disepakati pada 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Palestina.
[Gambas:Video CNN] (nat)