Pelempar Bom Molotov Rumah Suu Kyi Alami Gangguan Jiwa

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Sabtu, 03 Feb 2018 17:00 WIB
Pria 48 tahun yang melempar bom molotov ke rumah Aung San Suu Kyi mengaku melakukan aksi itu karena dikutuk oleh sihir.
Rumah Aung San Suu Kyi dilempar bom molotov pada pertengahan pekan lalu. (AFP Photo/Ye Aung Thu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Myanmar telah menangkap pelaku yang mengaku melempar bom molotov ke rumah Penasihat Negara Aung San Suu Kyi, di Yangon, Kamis (1/2) lalu.

Pelaku yang diketahui bernama Win Naing itu dikabarkan menderita gangguan mental.

Kepolisian Myanmar mengatakan timnya menangkap Win Naing sekitar Jumat (2/2) pagi, setelah mendapat bukti sejumlah foto yang diambil saksi mata saat kejadian berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia [Win Aing] mengaku bahwa dia mengambil sebuah botol berisikan bensin lalu melemparnya ke vila tersebut," bunyi pernyataan kepolisian melalui Facebook, Sabtu (3/2).

"Kepada petugas, pelaku mengaku termotivasi melempar bom karena dirinya 'dikutuk oleh sihir'," lanjutnya sebagaimana dikutip AFP.

Walau meyakini pria 48 tahun itu terganggu jiwanya, polisi akan tetap melanjutkan proses hukum, karena bom mengancam keselamatan jiwa orang-orang di dalam vila meski tak menyebabkan kerusakan serius.

Terlebih, insiden itu diduga mengincar Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar.

Serangan itu juga dianggap jadi simbol tertentu karena gedung itu merupakan tempat tinggal Suu Kyi selama 15 tahun menjadi tahanan rumah di bawah kekuasaan junta militer.

Insiden tersebut terjadi tepat setahun setelah penasihat hukum Suu Kyi, Ko Ni, tewas tertembak di luar Bandara Udara Yangon saat bersama cucunya.

Serangan bom molotv juga terjadi ketika Suu Kyi menjadi sorotan dunia internasional lantaran krisis kemanusiaan yang kembali memburuk sejak Agustus lalu.

Suu Kyi yang memenangkan pemilu 2015 itu dianggap gagal melindungi etnis minoritas Muslim, terutama Rohingya, yang terus menjadi target persekusi serta diskriminasi di negaranya.

Krisis di Rakhine juga telah menyebabkan lebih dari 700 ribu Rohingya melarikan diri ke Bangladesh, memicu gelombang pengungsi di negara tetangga Myanmar lainnya.
(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER