Gaji Tak Dibayar 5 Bulan, Petugas Kebersihan Gaza Mogok Kerja

Antara/Xinhua-OANA | CNN Indonesia
Kamis, 15 Feb 2018 21:33 WIB
Petugas kebersihan di rumah-rumah sakit di Jalur Gaza mogok kerja karena belum menerima gaji selama lima bulan.
Ilustrasi. Kondisi kamp pengungsi Jabalya, Jalur Gaza, Palestina. (REUTERS/Mohammed Salem)
Jakarta, CNN Indonesia -- Petugas kebersihan di rumah-rumah sakit di Jalur Gaza mogok kerja karena belum menerima gaji selama lima bulan. Akibatnya sampah dan limbah bertumpuk di lantai ruang operasi, bangsal dan asrama.

Petugas kebersihan di 54 pusat medis dan 13 rumah sakit di Jalur Gaza, mogok selama tiga hari dan bertekad menggelar aksi hingga gaji mereka dibayar Pemerintah Otonomi Palestina.

Selain menjaga kebersihan, para petugas kebersihan itu juga bertugas untuk memasak makanan bagi para pasien.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mohamed Al-Hindi, juru bicara perusahaan kebersihan di Jalur Gaza mengatakan mereka terpaksa melakukan pemogokan umum, meski tahu bakal berdampak negatif pada kondisi kesehatan.

Al-Hindi menganggap pemerintah Palestina bertanggung-jawab atas krisis itu karena belum membayar gaji mereka selama lima bulan.

"Pekerja tak bisa melaksanakan tugas mereka tanpa menerima gaji," kata Al-Hindi seperti dilaporkan Xinhua dan dilansir Antara, Kamis (15/2).

Kesulitan di Jalur Gaza berawal dari pertikaian antara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dengan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas sejak 2007.

Kehidupan dua juta warga Palestina di Jalur Gaza kian berat dalam beberapa bulan hari terakhir. Dampaknya terasa terutama di sektor energi dan kesehatan.

Osama An-Najjar, juru bicara Kementerian Kesehatan Pemerintah Otoritas Palestina di Tepi Barat sebelumnya menyatakan "takkan membayar satu sen pun kepada perusahaan kebersihan, yang membersihkan rumah sakit di Jalur Gaza, sampai Hamas menyerahkan kekuasaan penuh kepada Pemerintah Palestina".

Hamas merebut daerah kantong di pesisir pantai itu pada musim panas 2007 dan mengusir pasukan keamanan Presiden Abbas. Meski kedua pihak telah menandatangani seangkaian kesepakatan di Ibu Kota Mesir, Kairo, Hamas dan Fatah masih berbeda pendapat mengenai peralihan kekuasaan di Jalur Gaza.

Oktober lalu, Hamas dan Fatah menandatangani kesepakatan perujukan mengenai penyerahan kekuasaan kepada pemerintah Palestina pimpinan Perdana Menteri Rami Hamdallah. Namun, kedua pihak tak sependapat mengenai gaji pegawai Hamas di Jalur Gaza. Juga penyerahan keamanan dalam negeri di Jalur Gaza kepada Pemerintah Otoritas Palestina.

Jamil Serhan, Direktur Rumah Sakit Beit Hanoun, mengatakan rumah sakit itu melayani 300.000 warga di bagian utara Jalur Gaza, dekat perbatasan dengan Israel. Rumah sakit tersebut mengkhususkan diri pada gangguan telinga dan hidung serta operasi buat anak-anak.

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER