Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Benjamin Netanyahu menyatakan
Israel bisa bertindak langsung melawan
Iran, bukan hanya para sekutu-sekutunya di Timur Tengah. Pernyataan ini dilontarkan menyusul insiden perbatasan di Suriah yang membuat kedua pihak nyaris konfrontasi.
Dalam pernyataan pertamanya di Konferensi Keamanan Munich, Jerman, Minggu waktu setempat (19/2), Netanyahu menyinggung masalah pesawat nirawak atau drone Iran yang terbang ke kawasan udara Israel bulan ini.
"Israel tidak akan membiarkan rezim itu mencekik kami dengan teror," ujarnya sebagaimana dikutip
Reuters. "Kami akan bertindak jika diperlukan, tidak hanya pada proksi Iran tapi terhadap Iran sendiri."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iran mencemooh pernyataan keras Netanyahu, menyebut reputasi Israel telah hancur setelah salah satu jetnya ditembak jatuh usai mengebom Suriah.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut presentasi Netanyahu sebagai "sirkus kartun, yang bahkan tidak pantas untuk direspons."
"Apa yang terjadi dalam beberapa terakhir adalah keperkasaan (Israel) telah runtuh," kata Zarif dalam konferensi itu, satu jam setelah pernyata Netanyahu. Dia merujuk pada jatuhnya jet F-16 Israel yang ditembak usai menyerang pertahanan udara Suriah.
"Begitu warga Suriah berani menjatuhkan salah satu pesawat negara tersebut, itu seolah sebuah bencana telah terjadi," kata Zarif. Menurutnya, Israel "menggunakan agresi sebagai kebijakan atas para tetangganya" dengan terus melakukan serangan ke Suriah dan Libanon.
Israel menuding Teheran berupaya menempatkan militernya secara permanen di Suriah, di mana pasukan dukungan Iran mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang saudara yang sudah memasuki tahun kedelapan.
Netanyahu mengatakan Iran dan para sekutunya merangsek setelah ISIS kehilangan wilayahnya di Suriah. Menurut pemimpin Israel itu, negara rival tersebut "mencoba mendirikan kerajaan mengelilingi Timur Tengah dari selatan di Yaman tapi juga mencoba membuat jembatan darat dari Iran ke Irak, Suriah, Libanon dan Gaza."
[Gambas:Video CNN] (aal)