Kazakhstan Siap Jadi Penengah Konflik Korut-Korsel

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 19 Feb 2018 20:33 WIB
Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Ashkat Orazbay, mengatakan negaranya siap menjadi penengah penyelesaian krisis di Semenanjung Korea.
Kazakshtan siap menjadi penengah krisis di Semenanjung Korea. (REUTERS/Mukhtar Kholdorbekov)
Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Ashkat Orazbay, mengatakan negaranya siap menjadi salah satu penengah penyelesaian krisis di Semenanjung Korea.

"Kazakhstan memiliki pengalaman menjadi tuan rumah negosiasi damai konflik Suriah. Pada 2015 lalu, kami juga menjadi tuan rumah kesepakatan nuklir Iran dengan lima negara Barat. Karena itu kami sekarang juga siap menjadi penengah dan pendorong pembicaraan damai krisis di Semenanjung Korea," ucap Orazbay kepada awal media di Jakarta, Senin (19/2).

"Mungkin kami tidak memiliki pengaruh dan modal yang kuat untuk menjadi penengah seperti China, tapi jika pihak terkait meminta bantuan kami sebagai mediator konflik, kami siap," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orazbay mengatakan krisis Semenanjung Korea, terutama mengenai ambisi nuklir Korea Utara, merupakan salah satu fokus negaranya yang saat ini menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).

Dia bahkan mengatakan selama menjadi Ketua DK PBB pada Januari lalu, Kazakhstan turut mengangkat isu nuklir Korut agar terus mendapat perhatian dunia internasional.

Sebab, menurutnya, ancaman nuklir Korut adalah masalah kompleks dan besar yang tidak satu pun negara di dunia, termasuk Kazakhstan, bisa menyelesaikannya sendiri. Perlu usaha bersama komunitas internasional agar upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea bisa terwujud.


"Bahkan Amerika Serikat tidak bisa mencapai hasil konkret untuk menyelesaikan masalah nuklir Korut. Selama menjadi anggota tidak tetap DK PBB, kami mengkoordinasikan upaya kolektif negara-negara di dunia untuk menyelesaikan masalah ini," kata Orazbay.

Orazbay mengatakan Kazakhstan memiliki pengalaman terkait kepemilikan teknologi senjata nuklir. Hal tersebut, menurutnya, bisa menjadi nilai tawar pendekatannya kepada Korut.

Selain itu, hubungan diplomatik antara Astana dan Pyongyang juga bisa menjadi nilai lebih untuk membujuk Korut menghentikan ambisi pengembangan senjata nuklir dan rudalnya.

"Kami dahulu memiliki situs uji nuklir terbesar yang merupakan warisan dari Uni Soviet. Namun, kami tutup situs itu segera sebagai bentuk komitmen kami terhadap perdamaian dunia tanpa senjata nuklir," kata Orazbay.

"Tanpa nuklir, Kazakhstan tetap menjadi negara yang bahagia dengan ekonomi yang terus berkembang dan sejahtera. Hal tersebut yang ingin kami yakinkan juga pada Korut," lanjutnya.

Selain itu, menurut Orazbay, banyak diaspora Korsel yang tinggal di negaranya. Sebagian besar, tuturnya, bahkan memiliki nenek moyang yang berasal dari Korut. Hal itu, menurutnya,menambah peluang Kazakhstan untuk menjembatani hubungan Seoul dan Pyongyang yang telah renggang sejak Perang Korea 1950.

(nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER