Di Tengah Skandal Korupsi, Netanyahu Akan Bertemu Trump

AFP | CNN Indonesia
Senin, 05 Mar 2018 13:38 WIB
Di tengah skandal korupsi, PM Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih pada Senin (5/3) waktu setempat.
Di tengah skandal korupsi, PM Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS, Donald Trump, di Gedung Putih pada Senin (5/3) waktu setempat. (Reuters/Jonathan Ernst)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah skandal korupsi, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Gedung Putih pada Senin (5/3) waktu setempat.

Seorang pengamat politik dari Hebrew University, Gayil Talshir, mengatakan bahwa lawatan ini dapat mendorong kembali popularitas Netanyahu di tengah isu korupsi menjelang pemilihan umum.

Talshir mengatakan bahwa kedua pemimpin negara ini tidak hanya bersahabat, tapi juga menggunakan pendekatan populis yang mirip ketika menghadapi kegaduhan dalam negeri.
Ketika dirundung dua kasus korupsi berbeda hingga berulang kali diinterogasi oleh polisi, Netanyahu selalu menggunakan strategi Trump dengan mengatakan bahwa isu tersebut hanya "berita palsu" belaka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berulang kali pula Netanyahu mengklaim tak terlibat dalam dua kasus korupsi dan suap, mengatakan bahwa dia target dari kampanye hitam bermotif politik.

"Saya pikir, mereka adalah rekan dalam ideologi, dan ideologi itu adalah populis, ideologi konservatif yang mengatakan bahwa para elite liberal tua melawan kita," ucap Talshir kepada AFP.
Melanjutkan pernyataannya, Talshir berkata, "Saya pikir, dari sudut pandang itu, ini bisa menjadi dorongan untuk Netanyahu."

Melalui kunjungan ini, Netanyahu juga akan memastikan dukungan kuat Washington padanya dengan membicarakan rincian rencana pemindahan gedung kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Meski dikecam oleh berbagai pihak, pada 6 Desember lalu Trump memastikan bahwa pemerintahannya akan tetap memindahkan kedubes tersebut tanggal 14 Mei mendatang, sekaligus merayakan 70 tahun hubungan kedua negara.

"Saya sangat senang dia mengambil keputusan bersejarah itu," ucap Netanyahu saat bersiap bertolak ke AS pada Sabtu lalu.

[Gambas:Video CNN]

Keputusan ini dikecam oleh banyak pihak karena dianggap dapat merusak upaya damai Israel dengan Palestina, di mana keduanya memperebutkan Yerusalem sebagai ibu kota.

Namun, Netanyahu disebut enggan membicarakan kemungkinan perundingan itu mandek. Ia lebih memilih menaruh fokus pembicaraan pada persoalan Iran, musuh bebuyutan Israel yang kini sedang berupaya mengerahkan pasukan permanen di Suriah.

"Israel, saya pikir, berharap ada peran aktif Amerika untuk mencoba menghentikan pergerakan Iran di Suriah," ucap Talsher. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER