Jakarta, CNN Indonesia -- Militer
Rusia menyatakan telah membantu evakuasi 13 warga sipil dari timur Ghouta,
Suriah, dengan menggunakan truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke wilayah kekuasaan pemberontak tersebut, Selasa malam (6/3).
Sejumlah truk pembawa bantuan mencapai bagian timur Ghouta pada Senin, untuk pertama kalinya sejak operasi paling mematikan dalam sejarah perang saudara Suriah dimulai di kawasan tersebut.
Namun, pemerintah melarang sejumlah pasokan medis dari konvoi dan melanjutkan serangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer Rusia menyatakan menggunakan pesawat nirawak atau drone untuk memantau pergerakan konvoi dan berhasil mencegah provokasi pemberontak.
"Kami bisa mengevakuasi 13 warga sipil, termasuk lima orang anak, sekarang dalam perjalanan bersama konvoi," kata militer Rusia, dikutip
Reuters.
"Kami juga siap mengevakuasi 1.000 orang sakit dan terluka, tapi pemberontak tidak memberi kami kesempatan."
[Gambas:Video CNN]Militer Rusia juga menawarkan para pemberontak kesempatan untuk meninggalkan timur Ghouta dengan aman, menyerahkan wilayah kekuasaan terakhirnya yang berada di dekat Damaskus itu.
Kementerian pertahanan Rusia menyatakan para pemberontak bisa pergi bersama keluarga dan senjata pribadinya melalui koridor aman.
Tawaran Rusia tidak merinci jalur mana yang bisa dilalui para pemberontak, tapi syarat yang diajukan samam dengan kesepakatan evakuasi sebelumnya yang digunakan para pemberontak untuk bergerak ke kawasan oposisi di utara, dekat Turki.
"Pusat Rekonsiliasi Rusia menjamin imunitas semua pasukan pemberontak yang mengambil keputusan untuk meninggalkan timur Ghouta dengans enjata pribadinya dan bersama keluarga," kata Kemhan Rusia yang juga menyatakan akan menyediakan kendaraan dan menjamin rute aman.
(aal)