Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat meyakini pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un akan tetap terlaksana meski hingga kini belum ada pernyataan konfirmasi resmi dari Korea Utara.
"Kami sangat yakin ini akan terjadi. Tawaran sudah disampaikan dan kami terima. Korea Utara membuat beberapa janji dan kami harap mereka akan menepati janji itu dan pertemuan akan berlangsung sesuai rencana," ujar juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, Senin (11/3).
Sanders mengatakan bahwa hingga kini AS pun masih melakukan persiapan di berbagai tingkatan agar pertemuan berjalan lancar.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, mengatakan bahwa AS masih menyusun langkah-langkah penting untuk menentukan lokasi dan cakupan pembahasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih sangat dini. Kami juga belum mendengar langsung tanggapan dari Korea Utara, tapi kami tetap menanti kabar dari mereka," ucap Tillerson sebagaimana dikutip
Reuters.
Sebelumnya, Korea Selatan sebagai penengah kedua negara menyatakan kemungkinan Korut sangat berhati-hati sehingga tak melontarkan tanggapan apa pun sejak mereka menyampaikan undangan pertemuan kepada Trump.
"Saya rasa mereka sangat berhati-hati menanggapi situasi ini dan mereka membutuhkan waktu untuk mengatur pendirian mereka," tutur juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Baik Tae-hyun.
Sikap Pyongyang tersebut menjadi sorotan karena sebelumnya, media pemerintah Korut mengupas mengenai indikasi perbaikan hubungan ini, mulai dari pertemuan antara Penasihat Keamanan Korsel, Chung Eui-yong, dengan Kim Jong-un pada pekan lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Kim dilaporkan menyatakan keinginan untuk mengadakan pertemuan dengan Trump yang langsung disambut baik oleh sang presiden AS. Namun, ketika media besar dunia memberitakan keputusan bersejarah ini, Korut justru bungkam.
Menanggapi situasi tersebut, China sebagai sekutu dekat Korut meminta semua pihak untuk bersabar karena kesempatan pembicaraan ini sangat penting.
"Di saat bersamaan, semua pihak harus bersabar dan menaruh perhatian, menunjukkan kebijakan politik, menanggapi segala masalah dan mengintervensi agar proses pembicaraan tetap berlanjut," kata Presiden Xi Jinping sebagaimana dikutip media pemerintah China.
(has)