WAWANCARA EKSKLUSIF

Dubes: Pertemuan dengan Kim Jong-un Langkah Awal Perdamaian

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Senin, 19 Mar 2018 13:57 WIB
Dubes Korsel untuk Indonesia menyatakan pertemuan Presiden Moon Jae-in dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un merupakan secercah sinar harapan perdamaian.
Bendera unifikasi Korea. ( REUTERS/Andy Clark)
Jakarta, CNN Indonesia -- Niat baik Pyongyang yang ingin mencoba rujuk dengan Seoul tak bakal segempar saat ini jika Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak menerima undangan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un untuk bertemu. Meski menjadi secercah sinar harapan, pertemuan tersebut tidak serta merta menghasilkan perdamaian.

Pertemuan antara Presiden Korsel dan Pemimpin Korut ini merupakan yang pertama sejak 11 tahun terakhir, tepatnya 2007 lalu. Duta besar Korsel untuk Indonesia, Kim Chang-beom, menganggap rencana pertemuan itu berhasil disepakati berkat upaya diplomatik pemerintah selama ini, terutama Presiden Moon Jae-in, untuk membujuk Korut.

"Seluruh upaya yang kita lakukan-dimulai dengan mengundang utusan khusus dan atlet Korut ke Korsel saat Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, dan juga mengundang pejabat tinggi Amerika Serikat untuk datang dalam pembukaan sekaligus penutupan Olimpiade-ini semua adalah upaya diplomatik untuk menunjukkan kepada Korut betapa sungguh-sungguh dan tulusnya pendekatan kami," ucap Kim Chang-beom kepada CNNIndonesia.com, Rabu (14/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apapun motivasi maupun alasan Korut dibaliknya, saya beranggapan bahwa ini adalah jelas hasil berkat tindakan konsisten dari pemerintah Korsel, terutama dari Presiden Moon Jae-in untuk merangkul Korut," ucap Kim Chang-beom.

Berawal dari pidato Pemimpin Korut Kim Jong-un yang mengungkapkan keinginan untuk memperbaiki relasi dengan Korsel hingga drama "bersatunya" tim atlet kedua negara di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, kedua negara akhirnya sepakat mempertemukan para pemimpinnya sekitar akhir April nanti.

Dukungan terhadap Presiden Moon juga meningkat setelah pemerintahnya menjembatani dialog baru antara Korsel dan Korut.

"Warga Korsel menyambut baik perkembangan luar biasa ini. Masyarakat di Ibu Kota Seoul menganggap progres ini sebagai langkah yang menjembatani Korsel dan Korut, dan di saat bersamaan juga menjembatani hubungan antara AS dan Korut yang sudah terputus sejak lama," kata Kim Chang-beom.

Perkembangan hubungan Korut-Korsel ini pun memicu tanda tanya apakah kedua negara kali ini bisa benar-benar mengarah menuju perdamaian.

Sebab, secara teknis, kedua negara masih berperang karena Perang Korea 1950-1953 lalu hanya diakhiri perjanjian gencatan senjata, bukan traktat damai.

Sejumlah pihak mempertanyakan apakah pertemuan Moon dan Kim Jong-un nanti turut memperbesar celah kedua negara untuk kembali bersatu.

Namun, Kim Chang-beom menganggap perjalanan menuju perdamaian apalagi reunifikasi masih panjang. Dubes yang pernah bertugas di Jakarta pada 2003-2005 itu menyatakan bahwa kesepakatan damai tidak bisa diputuskan hanya dalam sekali pertemuan saja.

[Gambas:Video CNN]

"Masih sulit untuk menjawab hal itu untuk saat ini. Reunifikasi adalah cita-cita akhir tidak hanya bagi bangsa Korea, tapi juga seluruh negara, bahkan mungkin Indonesia," kata Kim Chang-beom.

"Jadi saya menilai bahwa seluruh pihak berharap Korut harus kembali bersatu [dengan Korsel] melalui perdamaian. Tapi, unifikasi adalah sebuah proses yang harus berjalan beriringan bersama dengan upaya lainnya seperti dialog rutin dan kerja sama agar bisa mengarah kepada reunifikasi yang damai," lanjut pria 60 tahun itu.

Dubes Kim Chang-beom mengatakan yang terpenting saat ini adalah menjaga situasi kondusif yang berkelanjutan sehingga Korut secara tulus dan bersungguh-sungguh mau kembali ke meja perundingan, tidak hanya dengan Korsel tapi juga dengan negara terkait seperti AS.

"Kuncinya adalah bagaimana memanfaatkan segala kesempatan di depan kita secara maksimal agar bisa menghasilkan pencapaian yang nyata dan dapat bermanfaat bagi Korsel-Korut, bahkan seluruh dunia," kata Kim Chang-beom. (nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER