Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (31/3) memveto rancangan kesepakatan Dewan Keamanan PBB untuk melakukan investigasi terkait bentrokan di Jalur Gaza yang menewaskan 16 orang, seperti yang dikutip dari
AFP.Bentrokan terjadi saat ribuan penduduk Palestina melakukan unjuk rasa di perbatasan Palestina dan Israel itu pada Jumat (30/3). Pasukan militer Israel lalu berusaha membubarkan massa dengan melempar gas air mata.
Selain belasan yang tewas, sebanyak 1.400 orang juga luka-luka dalam bentrokan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya efek gas air mata, korban yang berjatuhan juga terkena luka bakar dan peluru karet, seperti yang dikutip dari keterangan Kementerian Kesehatan Palestina.
Kuwait, yang mewakili negara Arab dalam Dewan Keamanan PBB, mengusulkan rencana tersebut yang disebut berkonsep investigasi transparan dan independen.
Dalam rancangan kesepakatan tersebut juga disebutkan bahwa ada keprihatinan besar akan situasi di Jalur Gaza.
Jika semua anggota Dewan Keamanan PBB menyetujui rencana investigasi tersebut, kemungkinan besar akan ada solusi atas ketegangan antara Israel dan Palestina yang terjadi selama ini.
AS lalu menyatakan keberatannya akan rencana investigasi tersebut.
Dikutip dari
AFP, namun perwakilan AS di PBB tak mengatakan lebih lanjut mengenai alasan keberatan mereka.
Bentrokan terjadi karena penduduk Palestina menuntut hak pulang bagi kerabat mereka yang mengungsi atau diusir setelah negara Israel terbentuk.
Palestina menuduh Israel mempergunakan kekuataan berlebihan. Sementara militer Israel mengatakan aksi protes itu hanya kedok dari kaum militan yang mencoba menembus perbatasan atau melakukan serangan.
(ard)