Turki, Iran dan Rusia Janjikan Stabilitas Suriah

Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 05 Apr 2018 13:35 WIB
Turki, Iran dan Rusia bersumpah mempercepat upaya mencapai stabilitas di Suriah, sementara Presiden AS Donald Trump berwacana menarik pasukan dari negara itu.
Ilustrasi perang Suriah. (AFP Photo/Aaref Watad)
Jakarta, CNN Indonesia -- Turki, Iran dan Rusia bersumpah mempercepat upaya mencapai stabilitas di Suriah, menggarisbawahi komitmen bersama ketiga negara sementara Presiden Amerika Serikat Donald Trump berwacana menarik pasukan dari wilayah konflik itu.

Usai pertemuan tingkat tinggi di Ankara, Rabu (4/4), ketiga negara menyatakan bertekad "mempercepat upaya memastikan ketenangan di lapangan" di Suriah.

Meski tidak mengurangi kekerasan yang terjadi, keputusan kerja sama itu menunjukkan perkembangan peran sentral ketiga negara, sementara keberadaan AS di Suriah semakin dipertanyakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pejabat senior AS yang dikutip Reuters menyatakan Trump ingin menarik pasukannya dari Suriah dalam waktu relatif dekat. "Kami tidak akan langsung menarik (pasukan), tapi Presiden juga tidak mau mendukung komitmen jangka panjang."
Sekitar 2.000 pasukan AS dikerahkan di utara Suriah dalam rangka memerangi sisa-sisa pasukan teror ISIS yang sempat menguasai wilayah tersebbut. Trump mengatakan sudah saatnya menarik mereka dari sana, Selasa.

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan perkembangan Suriah, di mana tentara dan sekutunya terus memukul mundur pemberontak dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan AS "gagal menggulingkan" pemerintahan Bashar al-Assad.

"Mereka ingin mengembangkan rasa tidak aman untuk mempertahankan kepentingan mereka, tapi mereka tidak berhasil," kata Rouhani dalam konferensi pers setelah berbicara dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia juga meyakini pasukan AS akan tetap berada di Suriah.
Iran dan Rusia sama-sama mendukung Presiden Suriah, sementara Turki mendukung pemberontak anti-Assad. Perbedaan itu terus berlangsung di lapangan di tengah kerja sama politik ketiga negara untuk meredakan kekerasan.

Turki melakukan operasi militer untuk mengusir pasukan YPG Kurdi dari Afrin, Barat Laut Suriah, sementara serangan udara Rusia dan kelompok bersenjata sokongan Iran mendukung serangan tentara Suriah di Idlib dan Ghouta.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER