Jakarta, CNN Indonesia -- Televisi pemerintah
Suriah melaporkan
Amerika Serikat diduga berada di balik serangan terhadap salah satu pangkalan udara pasukan Presiden Bashar al-Assad. Namun, Pentagon menampik kabar tersebut.
Serangan itu dilakukan beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengancam Suriah akan "membayar mahal" atas serangan gas racun di sebuah kota kekuasaan pemberontak yang diduga menewaskan puluhan orang.
"Saat ini, Kementerian Pertahanan tidak melakukan serangan di Suriah," kata Pentagon dalam pernyataan yang dikutip
Reuters, Senin (9/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walau demikian, kami terus memantau ketat situasi ini dan mendukung upaya diplomatik yang berjalan untuk menunutut pertanggungjawaban pelaku serangan senjata kimia di Suriah."
Ketika ditanya soal ledakan, seorang juru bicara Israel menolak berkomentar. Negara tersebut beberapa kali menyerang lokasi militer Suriah sepanjang konflik, menghantam konvoi dan pangkalan kelompok bersenjata sokongan Iran yang mendukung Assad.
Televisi pemerintah Suriah menyatakan sejumlah orang tewas dan terluka dalam serangan yang diklaim dilakukan AS terhadap pangkalan udara T-4 dekat Homs. Lokasi itu berada dekat kota kuno Palmyra.
"Agresi dilakukan terhadap pangkalan udara T-4 dalam sejumlah serangan yang kemungkinan besar dilakukan Amerika," kata stasiun tv tersebut.
Seorang sumber militer Suriah dilaporkan menyebut pertahanan udara pihaknya menembak delapan peluru kendali di pangkalan tersebut.
Sejumlah analis pertahanan mengatakan ada banyak pasukan Rusia yang dikerahkan di pangkalan itu, dan jet tempur kerap berangkat dari sana untuk menyerang area kekuasaan pemberontak.
Oposisi Suriah menuding pasukan pemerintah melakukan serangan kimia yang diduga terjadi pada Sabtu di Douma.
 Ilustrasi salah satu serangan di Douma. (AFP Photo/Hamza al-Ajweh) |
Sementara para pejabat internasional berupaya mengonfirmasi serangan kimia itu, Trump, tak biasanya, secara langsung mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin terkait insiden tersebut.
Trump menyatakan ada "harga mahal yang harus dibayar" setelah kelompok bantuan medis melaporkan puluhan warga sipil, termasuk perempuan dan anak, tewas akibat serangan gas racun di Douma.
"Banyak yang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan kimia semena-mena di Suriah. Area kejahatan tengah diisolasi dan dikepung pasukan Suriah, membuatnya sama sekali tidak bisa diakses dunia luar.
"Presiden Putin, Rusia dan Iran bertanggung jawab karena mendukung Assad si Binatang. Ada harga mahal yang mesti dibayar," kata Trump melalui Twitter.
(aal)