Eks Presiden Brasil Jalani Malam Pertama di Penjara

Reuters | CNN Indonesia
Senin, 09 Apr 2018 19:11 WIB
Mantan Presiden Brasil Lula da Silva menjalani malam pertama dari masa hukumannya mendekam di penjara, setelah divonis bersalah dalam kasus korupsi.
Mantan Presiden Brasil Lula da Silva menghabiskan malam pertama dari masa hukumannya mendekam di penjara. (Reuters/Diego Vara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menjalani malam pertama masa hukumannya mendekam di penjara, setelah divonis bersalah dalam kasus korupsi. Sementara itu, para pendukungnya masih berharap ia bisa dibebaskan dengan protes dan upaya di pengadilan.

Pemenjaraan Lula, presiden pertama Brasil dari kelas pekerja, membuat pemilihan umum Oktober ini terbuka lebar. Dia adalah tokoh yang disurvei sebagai calon kuat pemenang, tapi vonis kemungkinan membuatnya tak bisa bersaing.

Pekan ini, Mahkamah Agung mungkin meninjau kembali putusannya pada 2016 yang menyatakan terpidana bisa memulai masa hukuman jika vonisnya dipertahankan dalam banding pertama. Putusan itulah yang membuat hakim memerintahkan ia dipenjara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika putusan itu dicabut, Lula akan dibebaskan.
Sejumlah hakim di pengadilan tertinggi menyerukan secara publik pencabutan putusan itu, dalam beberapa pekan terakhir. Para pengkritik menyebut langkah itu bakal jadi pukulan telak bagi upaya antikorupsi Brasil yang belum pernah terjadi dalam empat tahun terakhir.

Proses banding bisa memakan waktu bertahun-tahun atau bahkan beberapa dekade dalam sistem hukum Brasil yang rumit, secara tak langsung memberikan imunitas untuk pihak yang cukup kaya untuk membayar pengacara dan terus mengajukan pembelaan.

Masih dihadapkan pada enam sidang lain terkait korupsi, Lula menyerahkan diri kepada polisi pada Sabtu malam dan mengakhiri ketegangan yang beralngsung seharian.

Lewat televisi, warga Brasil menyaksikan gambar konvoi SUV polisi mengawal Lula ke helikopter dan jet di bandara Sao Paulo. Dari sana, dia terbang ke Curitiba untuk menjalani masa hukuman.
Dia menghabiskan malam pertama dari masa hukuman 12 tahunnya di sebuah sel khusus seluas 15 meter persegi di markas besar polisi federal di Curitiba, di mana sebagian besar politikus dan pengusaha besar yang terpidana kasus korupsi "Cuci Mobil" menjalani hukumannya.

Lula tidak diperbolehkan berhubungan dengan orang lain yang ditahan di gedung tersebu, termasuk mantan menteri keuangannya, Antonia Palocci.

"Semangatnya cukup kuat untuk bertahan dan dia yakin warga Brasil akan terus bergerak untuk kebebasannya," kata Paulo Teixeira, anggota Kongres dari Partai Pekerja yang mewakili Sao Paulo.

Dia mengatakan penolakan Mahkamah Agung atas permohonan Lula untuk tak dipenjara hingga kehabisan upaya banding merupakan sesuatu yang sangat disayangkan dan dia memperkirakan protes akan terus terjadi untuk mendukung mantan Presiden.
Namun, pada Minggu sore, dan setelah Lula lama disidik dalam kasus yang menjeratnya, tidak ada demonstrasi massal yang populer di Brasil. Hanya beberapa protes sporadis dilakukan para pendukung setianya selama ini.

Warga Brasil, baik mendukung pemenjaraan Lula atau tidak, secara umum meyakini bahwa para penguasa negaranya adalah orang-orang korup. Survei pada bulan lalu dari Datafolha menunjukkan lebih dari 80 persen responden meyakini Lula tahu soal korupsi di pemerintahan, meski hanya 50 persen yang ingin melihat dia dijebloskan ke penjara.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER