Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Donald Trump membuka kemungkinan Amerika Serikat untuk bergabung dalam Kerja Sama Trans Pasifik (TPP), meski sebelumnya sudah meneken keputusan menarik diri dari kesepakatan perdagangan bebas itu.
"Akan bergabung dengan TPP jika kesepakatannya lebih baik dari yang ditawarkan kepada Presiden Obama," kata Trump melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (12/4).
Melanjutkan pernyataannya, Trump menulis, "Kami sudah memiliki kesepakatan bilateral dengan enam dari sebelas negara dalam TPP, dan kami sedang berupaya membuat kesepakatan dengan salah satu negara besar, Jepang, yang memukul telak kami dalam perdagangan selama bertahun-tahun."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang senator dari Partai Republik, Ben Sasse, mengonfirmasi bahwa Trump sudah mempertimbangkan langkah ini sejak beberapa waktu belakangan.
"Dia mengatakan akan meminta [Kepala Dewan Ekonomi Nasional] Larry Kudlow dan [Perwakilan Dagang AS] Robert Lightizer untuk menilik kemungkinan masuk kembali negosiasi TPP," ujar Sasse.
Menurut Sasse, Trump berpikir AS akan lebih mudah masuk TPP setelah 11 negara lainnya sudah bersinergi.
"Kami mungkin lebih mudah bergabung dengan TPP ketika 11 negara lainnya sudah bergabung dan kami menjadi pihak ke-12 negosiasi itu, agar tidak memakan proses lama untuk masuk TPP," tutur Sasse.
Pernyataan Sasse ini dikonfirmasi pula oleh juru bicara Gedung Putih, Lindsay Waters, yang mengatakan bahwa selama ini Trump ingin keluar dari TPP karena perjanjian di bawah pemerintahan Obama tidak adil bagi pekerja dan petani Amerika.
"Presiden terus mengatakan bahwa dia akan terbuka terhadap kesepakatan yang lebih baik, termasuk ketika dia berpidato di Davos. Dia juga sudah memintah Lighthizer dan Kudlow untuk meninjau kembali apa ada kesepakatan lebih baik yang bisa dicapai," katanya.
Calon Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, juga dimintai komentar mengenai sikap Trump ini saat sedang menjalani uji kelayakan di parlemen.
"Berita itu juga berita bagi saya," katanya, sebagaimana dikutip
CNN.
Kicauan Trump ini menjadi simbol perubahan drastis sikap sang presiden yang langsung meneken keputusan keluar dari negosiasi TPP sepekan setelah dilantik pada Januari 2017.
Saat itu, nasib TPP sempat dipertanyakan karena dalam volume perdagangan antara negara-negara tersisa tidak sampai seperempat nilai yang bisa dicapai jika AS bertahan.
Namun akhirnya, kesebelas negara itu sepakat untuk melanjutkan perjanjian TPP meski tanpa kehadiran AS.
Sebelumnya, Indonesia juga sempat mempertimbangkan keanggotaan di TPP. Namun, bila AS keluar dari TPP, Indonesia justru kehilangan pasar besar yang bisa dibidik dari TPP.
Oleh karena itu, Indonesia dinilai lebih baik tak ikut TPP, namun mengadakan perjanjian bilateral dengan AS.
(has)