
Trump Kaburkan Rencana Serangan ke Suriah
Rinaldy Sofwan, CNN Indonesia | Kamis, 12/04/2018 21:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaburkan waktu pelaksanaan serangan yang dia rencanakan terhadap Suriah, sehari setelah mengindikasikan langkah itu segera dilakukan.
Lewat Twitter pada Kamis (12/4), Trump mengatakan dirinya "tidak pernah menyebutkan kapan serangan itu akan dilakukan. Bisa dalam waktu dekat atau tidak secepat itu!"
Walau demikian, Trump tidak menepikan rencananya menanggapi serangan kimia yang diduga dilakukan pemerintah Suriah itu.
Sehari sebelumnya, Trump bersumpah akan melumpuhkan pertahanan peluru kendali Rusia di Suriah, memperingatkan pihaknya akan mengirimkan rudal "baru, bagus dan pintar."
Dia tidak memberikan waktu pasti serangan itu akan dilakukan. Namun, dia memperingatkan agar Rusia "bersiap."
Di saat yang sama, Perdana Menteri Inggris Theresa May memanggil menteri-menteri seniornya untuk menggelar rapat kabinet khusus dalam rangka membahas kemungkinan aksi militer terhadap Suriah.
[Gambas:Video CNN]
May memanggil para menteri di tengah liburan Paskah untuk menggelar rapat khusus di Downing Street, membahas respons Inggris atas serangan yang dia sebut tak beradab dan tak bisa dibiarkan itu.
Dikutip Reuters, May mengatakan Suriah terindikasi berada di balik serangan gas di Douma, Ghouta Timur.
Saat itu, kota tersebut merupakan salah satu daerah terakhir yang dikuasai pemberontak. Kini, pemerintah Suriah telah menguasainya dan kelompok bersenjata menyatakan menarik diri dari sana karena ada serangan kimia.
Suriah dan Rusia sama-sama menampik dugaan penggunaan senjata kimia di kota tersebut. Kedua negara juga memperingatkan serangan negara-negara Barat bisa membuat situasi di daerah konflik itu semakin kacau.
(aal)
Lewat Twitter pada Kamis (12/4), Trump mengatakan dirinya "tidak pernah menyebutkan kapan serangan itu akan dilakukan. Bisa dalam waktu dekat atau tidak secepat itu!"
Walau demikian, Trump tidak menepikan rencananya menanggapi serangan kimia yang diduga dilakukan pemerintah Suriah itu.
Sehari sebelumnya, Trump bersumpah akan melumpuhkan pertahanan peluru kendali Rusia di Suriah, memperingatkan pihaknya akan mengirimkan rudal "baru, bagus dan pintar."
Di saat yang sama, Perdana Menteri Inggris Theresa May memanggil menteri-menteri seniornya untuk menggelar rapat kabinet khusus dalam rangka membahas kemungkinan aksi militer terhadap Suriah.
[Gambas:Video CNN]
May memanggil para menteri di tengah liburan Paskah untuk menggelar rapat khusus di Downing Street, membahas respons Inggris atas serangan yang dia sebut tak beradab dan tak bisa dibiarkan itu.
Dikutip Reuters, May mengatakan Suriah terindikasi berada di balik serangan gas di Douma, Ghouta Timur.
Suriah dan Rusia sama-sama menampik dugaan penggunaan senjata kimia di kota tersebut. Kedua negara juga memperingatkan serangan negara-negara Barat bisa membuat situasi di daerah konflik itu semakin kacau.
(aal)
ARTIKEL TERKAIT

Calon Menlu Trump Isyaratkan Kebijakan Keras terhadap Rusia
Internasional 1 tahun yang lalu
Theresa May Panggil Menteri Bahas Serangan ke Suriah
Internasional 1 tahun yang lalu
Putri Eks-Agen Rusia yang Diracun Tolak Bantuan Moskow
Internasional 1 tahun yang lalu
FOTO: Alustista Canggih Teranyar Milik Militer AS
Internasional 1 tahun yang lalu
Aktivis Muslim asal Australia Ditolak ke AS
Internasional 1 tahun yang lalu
Putin Peringatkan Netanyahu untuk Tak Usik Suriah
Internasional 1 tahun yang lalu
BACA JUGA

UFC 245: Usman Rusak Rahang Petarung Pendukung Donald Trump
Olahraga • 15 December 2019 16:49
Memahami Brexit dari Mata Empat Sahabat
Gaya Hidup • 15 December 2019 13:30
Ribuan Cacing Penis Terdampar di Pantai Akibat Badai El-Nino
Teknologi • 13 December 2019 17:07
Sambut Natal, Sapi Inggris Berpose Pakai Jumper
Gaya Hidup • 12 December 2019 13:24
TERPOPULER

Pertahanan AS Fokus pada Kekuatan Militer China dan Rusia
Internasional • 1 jam yang lalu
VIDEO: Detik-detik Gempa Bumi Magnitudo 6,8 di Filipina
Internasional 3 jam yang lalu
Demo Tolak UU Kewarganegaraan di India, Lima Orang Tewas
Internasional 7 jam yang lalu