ISIS Penggal Tiga Bersaudara di Afghanistan

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Selasa, 24 Apr 2018 03:30 WIB
ISIS dikabarkan memenggal tiga bersaudara di Afghanistan. Ketiganya adalah petugas medis yakni dokter, ahli vaksin dan mahasiswa kedokteran.
Ilustrasi Provinsi Nangarhar, Afghanistan. (AFP PHOTO / NOORULLAH SHIRZADA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok teroris ISIS dilaporkan memenggal tiga warga bersaudara di timur Provinsi Nagarhar, Afghanistan, pada akhir pekan lalu. Ketiga korban tersebut berprofesi sebagai petugas medis di wilayah itu.

Juru bicara Gubernur Nangarhar, Attaullah Khogyani mengatakan ketiganya dibunuh ISIS di Distrik Chaparhar pada Sabtu (21/4).

Ketiga korban itu terdiri dari Nisar Tareliwal berusia 27 tahun dan kedua adiknya yakni Nayeem berusia 24 tahun dan Abdul Wahab berusia 19 tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nisar merupakan seorang dokter di sebuah klinik swasta dan Nayeem berprofesi sebagai ahli vaksin. Sementara itu, Abdul Wahab merupakan mahasiswa kedokteran.

Khogyani mengatakan ayah dari ketiga bersaudara itu telah lebih dulu dibunuh ISIS pada tahun lalu.

Nangarhar merupakan wilayah di Afghanistan yang hingga saat ini masih kuat dipengaruhi ISIS. Wilayah itu berbatasan langsung dengan Pakistan.

Dilansir Reuters, kelompok pimpinan Abu Bakr Al-Baghdadi itu kerap membunuh para tahanan mereka di wilayah itu dengan cara memancung kepala korban di beberapa kesempatan.


Dalam insiden terpisah, ISIS juga dilaporkan menculik 11 petani di distrik Rodat, Nangarhar. Dua dari 11 petani itu tak lama dibebaskan.

Wakil Ketua Dewan provinsi Nangarhar, Lal Mohammed Durrani, mengatakan penculikan terjadi ketika para petani itu tengah bekerja di ladang opium.

Meski begitu, sejauh ini belum ada pernyataan ISIS yang mengklaim bertanggung jawab atas kedua serangan itu.

Afghanistan merupakan produsen opium terbesar di dunia. Tahun lalu, Badan Obat Terlarang dan Kejahatan Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) memaparkab bahwa produksi opium, bahan dasar utama pembuatan heroin, mencapai sekitar 9.000 metrik ton.

Selain gempuran pemberontak dan teroris, produksi obat terlarang yang masif juga telah memicu situasi tidak aman serta kekerasan di Afghanistan selama beberapa dekade terakhir.

(nat)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER