Jakarta, CNN Indonesia --
Rusia dilaporkan berencana mengirimkan sistem partahanan udara baru ke
Suriah dalam waktu dekat.
Hal tersebut disampaikan Kementerian Pertahanan Rusia dalam laporan kantor berita
RIA sebagaimana dikutip
Reuters pada Rabu (25/4).
Kementerian juga menyatakan berencana mempelajari peluru kendali jelajah Tomahawk yang diperoleh pasukan Suriah dalam serangan baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan rudal Rusia.
Tel Aviv sebelumnya menyatakan akan menghancurkan sistem pertahanan tersebut, seandainya digunakan untuk menyerang Israel.
Negara tersebut secara teknis masih berperang dengan Suriah karena Perang Enam Hari pada 1967 lalu berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.
Saat itu, Suriah dan Israel memperebutkan wilayah Dataran Tinggi Golan.
Menepis ketegangan dengan Israel, Duta Besar Rusia untuk negara tersebut menyatakan serangan Israel belum lama ini di Suriah bukan alasan Moskow memasok sistem pertahanan udara baru.
Rusia selama ini cuek dengan serangan-serangan Israel terhadap Hizbullah di Suriah. Namun, belakangan Moskow langsung menyalahkan Tel Aviv atas serangan 9 April yang menewaskan tujuh pasukan Iran.
Ditanya apakah kini Rusia akan membatasi kebebasan Israel bertindak di Suriah, Dubes Alexander Shein tak menjawab tegas.
"Tentu saja merupakan ketertarikan kami agar tindakan-tindakan itu tak terjadi, karena hal itu memperburuk situasi di Suriah," ujarnya kepada
Ynet, dikutip
Reuters.
"Kami tentu mengerti alasan Israel memutuskan bertindak seperti itu dan tentu lebih ingin alasan-alasan itu tidak terjadi."
Pihak Israel menyatakan serangannya bertujuan untuk mencegah garnisun Iran yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad menyebar di wilayah konflik tersebut dan membuat jembatan dengan Hizbullah di Libanon.
(aal)