Dubes RI : KTT Inter-Korea Berhasil Berkat Konsistensi Moon

Natalia Santi | CNN Indonesia
Jumat, 04 Mei 2018 11:10 WIB
Dubes RI untuk Korsel menilai hasil pertemuan Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in meski tidak mengejutkan, jauh lebih baik dari yang diperkirakan.
Dubes RI untuk Korsel menilai hasil pertemuan Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in meski tidak mengejutkan, jauh lebih baik dari yang diperkirakan. (Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi menilai hasil-hasil pertemuan antara pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in jauh lebih baik dari yang diperkirakan. Meskipun menurutnya hal tersebut tidak mengejutkan.

"Buat saya yang terus mengikuti dari dekat perkembangan, tentu tidak mengejutkan. Tapi saya harus mengakui bahwa hasil-hasil dari KTT lebih baik dari yang diantisipasi," kata Umar saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (3/5).

Dia mengambil contoh soal isu denuklirisasi. Menurutnya masalah perlucutan senjata nuklir telah disebut sejak awal digagasnya di pertemuan, lalu dimasukkan dalam Deklarasi Panmunjom.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lalu Kim Jong-un menyatakan dalam waktu dekat dia akan melucuti fasilitas percobaan dan mengundang organisasi serta media internasional," kata Umar.

"Sebagai pelajar hubungan internasional, analisis saya memperlakukan semua negara sebagai aktor rasional, untuk kepentingan negara," kata mantan Konjen RI untuk Los Angeles itu.

 Keberhasilan tersebut, tak luput dari konsistensi Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in. Sejak terpilih Mei tahun lalu, menurut Umar,  Presiden Moon sangat konsisten antara menekan dan dialog. "Pada saat-saat terburuk ketika semua orang menekan Korut, dia bilang harus dialog," kata mantan Wakil Dubes RI untuk Belanda tersebut.

Presiden Moon Jae-in menjabarkan visinya mengenai perdamaian di Semenanjung Korea saat menghadiri konferensi tingkat tinggi di Berlin, Jerman Juli tahun lalu.

Dalam pidatonya dia mengusulkan lima dasar kebijakan terhadap Korut dan empat usulan kegiatan. Lima dasar kebijakan tersebut adalah perdamaian di Semenanjung Korea, denuklirisasi Korut yang menjamin keamanan rezim Korut, pembentukan sistem perdamaian yang abadi, perencanaan ekonomi baru di Semenanjung Korea dan proyek pertukaran non-politik.

Untuk mewujudkannya saat itu diusulkan empat kegiatan meliputi reuni keluarga terpisah, keikutsertaan Korut pada Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018, penghentian aksi permusuhan di Garis Demarkasi Militer dan pembicaraan antar-Korea termasuk KTT Inter-Korea.

"Jadi pesannya konsisten sekali, bahkan pada waktu-waktu terburuk saat provokasi dari Korea Utara sangat luar biasa," kata Dubes Umar.

Dubes RI untuk Korsel, Umar HadiFoto: Dok. Pribadi
Dubes RI untuk Korsel, Umar Hadi


"Di sisi lain, dia juga terus mengkritik uji coba rudal Korut, hingga pada Jumat itu Kim Jong-un menyatakan tidak ingin Presiden Moon terganggu tidurnya, saya tak akan ganggu lagi dengan tes rudal."

Konsistensi pendekatan dialog Presiden Moon Jae-in akhirnya berhasil,. "Pesan-pesannya diterima dengan baik," kata Umar.

Adapun soal reunifikasi, menurut Umar tidak mudah. Yang terpenting bagi warga Korea sebenarnya adalah perdamaian di Semenanjung. "Saya perhatikan masyarakat Korea Selatan, kalau kata-kata damai, perdamaian, semua mendukung," kata mantan Direktur Diplomasi Publik Kemlu RI tersebut.

"Tapi apakah damai itu lalu otomatis berarti reunifikasi, itu ada silang pendapat," kata dia.

"Dari polling kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Moon tinggi. Hal ini saya tafsirkan, kalau pada waktunya nanti ada proses. Hubungan antar Korea yang lebih baik, reunifikasi dengan damai, sangat tergantung dari dukungan publik terhadap kepemimpinan Presiden Moon," papar Dubes Umar.

"Deklarasi Panmunjom baru langkah awal, jadi kita masih harus cermati perkembangan berikutnya, dan itu pertama antara dua pemimpin ada hotline dan mereka akan bertemu secara reguler. Yang penting, keliatan sekali sudah terbentuk semacam rapor, hubungan antar pemimpin yang baik," kata dia.

[Gambas:Video CNN]

Perdamaian di Semenanjung Korea, menurutnya, sama seperti posisi Indonesia selama ini dalam isu Korut.

"Posisi Indonesia tegas dan konsisten, menginginkan perdamaian dan stabilitas di Korea. Kedua, denuklirisasi senjata nuklir Korea Utara. Kita juga mengharapkan bisa kawasan Semenanjung Korea yang bebas nuklir bisa terwujud," kata Umar sambil menegaskan bahwa Indonesia punya kedutaan baik di Korea Selatan maupun di Korea Utara.

Dia juga menyambut baik usulan Presiden Joko Widodo yang menawarkan Indonesia sebagai lokasi pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Kim Jong-un. "Bukan pertama kali Indonesia menjadi tempat pertemuan pihak yang bertikai. Sesuai dengan amanah konsitusi, kita mendukung proses ke arah perdamaian," kata Umar sambil menambahkan bahw adalam sejarah hubungan pendiri Korea Utara Kim Il-sung dengan Presiden Pertama RI Soekarno sangat baik. Demikian pula Megawati Soekarnoputri dengan mendiang Kim Jong-il juga sangat baik. (nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER