Jakarta, CNN Indonesia -- "Mungkin saya seperti monyet."
Demikian
Mahathir Mohamad menggambarkan dirinya sendiri, merujuk pada temuan studi terakhir bahwa monyet yang diberi makanan rendah kalori terbukti hidup lebih lama.
Sebagai seorang dokter, Mahathir memang sangat memperhatikan kondisi tubuhnya. Tak heran, di usia 92 tahun, Mahathir masih bisa berdiri di atas podium, memproklamirkan diri sebagai calon perdana menteri
Malaysia pada
pemilihan umum 2018.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak pernah benar-benar pensiun," katanya kepada
The Straits Times.
Banyak dahi mengernyit, mempertanyakan motif dan kekuatan daya tarik penguasa terlama di Malaysia itu setelah puluhan tahun turun takhta.
Namun, sebagian pengamat Mahathir dianggap sudah memperhitungkan segala langkahnya. Menurut mereka, Mahathir bak seorang dokter, selalu mendiagnosis segala gejala, lantas mengambil tindakan yang diperlukan.
Penulis buku
Malaysian Maverick: Mahathir Mohamad in Turbulent Times, Barry Wain, mengatakan bahwa gejala ini sudah dapat dilihat sejak Mahathir kecil.
Lahir di tengah keluarga kritis dengan ayah seorang kepala sekolah di daerah terpencil pasca-penjajahan Inggris, Mahathir tumbuh menjadi anak kritis.
Selepas kuliah kedokteran, Mahathir membuka praktik di Alor Setar sembari memulai kariernya di bidang politik dengan aktif di organisasi partai berkuasa, UMNO.
Ketika para pemimpin mencoba menggaet pihak asing untuk membangun Malaysia yang baru merdeka pada 1957, Mahathir menentang gagasan tersebut dan mendesak UMNO lebih memanfaatkan potensi dan kekuatan dalam negeri.
Melihat jurang perbedaan pendapat yang begitu dalam, Mahathir tak terburu-buru mencalonkan diri sebagai perdana menteri dalam pemilihan umum pada 1959 untuk melawan Abdul Razak.
Kala itu, Mahathir sudah melihat gejala akan terjadi kericuhan karena bentrokan kepentingan antara warga lokal dan pendatang dari China.
Benar saja, 13 Mei 1969, bentrokan pecah antara warga Malaysia dan keturunan China hingga merenggut ratusan nyawa.
Setahun kemudian, Mahathir merilis buku
The Malay Dilemma, menekankan bahwa pemerintah harus menyeimbangkan perhatian agar kepentingan ekonomi tidak didominasi China.
Hingga pada 1970, Abdul Rahman mengundurkan diri, digantikan Abdul Razak Hussein, yang mendorong Mahathir kembali terjun ke dunia politik.
Setelah mengisi sejumlah pos kementerian, Mahathir naik takhta menjadi perdana menteri pada 1981, menggantikan Hussein Onn yang jatuh sakit setelah menggantikan posisi mendiang Abdul Razak Hussein.
Di tangan Mahathir, rata-rata perekonomian Malaysia naik 6,1 persen. Dengan slogan Malaysia jadi negara maju pada 2020, Mahathir melakukan pembangunan besar-besaran hingga disebut sebagai bapak modernisasi. Namun, keberhasilan itu tidak murah.
"Di bawah Mahathir, ada kelakar bahwa UMNO singkatan dari '
Under Mahathir No Opposition.' Dia membasmi semua yang menghalangi kuasanya: monarki tradisional, para sultan, hakim, pers baik dalam dan luar negeri, hingga orang yang berpotensi menggantikan dia," tulis Barry Wain.
Tak tanggung-tanggung, Mahathir bahkan memecat wakilnya, Anwar Ibrahim, yang pernah menyerukan reformasi. Anwar akhirnya dijebloskan ke penjara atas kasus sodomi, tuduhan yang dianggap sarat politik.
Publik terperangah karena keberhasilan politik Anwar tak terlepas dari didikan Mahathir, sama seperti Najib Razak, putra Abdul Razak yang kini menjadi perdana menteri.
Namun kini, Mahathir juga menentang Najib karena diduga terlibat dalam kasus korupsi dalam perusahaan investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Malaysia gempar ketika Mahathir kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri di usianya yang sudah senja, demi menggulingkan Najib Razak.
Publik terkejut bukan hanya karena faktor umur, tapi juga kubu yang Mahathir pilih untuk bersekutu.
 Foto: CNNIndonesia/Hanna Azarya Samosir Warga mulai mendatangi salah satu TPS di Sekolah Kebangsaan Klang Gate, Gombak, Selangor, Malaysia, Rabu (9/5). |
Dalam pemilu kali ini, Mahathir akan memperebutkan kursi parlemen Langkawi di bawah bendera koalisi oposisi besutan Anwar, Pakatan Harapan.
Jika koalisi Pakatan Harapan menang dan Mahathir berhasil merebut posisi Najib, ia bahkan dilaporkan rela memberikan takhtanya kepada Anwar ketika sang penggerak reformasi itu bebas dari bui pertengahan tahun ini.
"Dengan jalan pikiran yang hanya dipahami oleh dirinya sendiri, Mahathir kembali menyusun drama 'hancurkan dan promosikan' andalannya. Kali ini, dia tukar posisi karakternya, menjatuhkan Najib dan membangkitkan Anwar," ujar Khoo Boo Teik, penulis buku
Paradoxes of Mahathirism: An Intellectual Biography of Mahathir Mohamad.Menurut Khoo, tak ada yang mengetahui akhir dari drama ini, termasuk Mahathir sendiri. Namun, Barry tetap meyakini bahwa diagnosis Dr. M tidak pernah meleset.
[Gambas:Video CNN]"Dr Mahathir, dokter medis berkualifikasi, tak pernah sekali pun mempertanyakan akurasi diagnosisnya atau khasiat obatnya. Badan politik Malaysia masih bergulat dengan konsekuensinya," katanya.
(has)