Bogor, CNN Indonesia -- Para
ulama asal Indonesia, Pakistan, dan Afghanistan menyepakati sebuah deklarasi bersama untuk mendukung perdamaian di
Afghanistan. Deklarasi yang bertajuk "Bogor Ulama Declaration of Peace" yang dihasilkan usai menghelat pertemuan trilateral ulama ketiga negara yang dilaksanakan di Istana Bogor, Jumat (11/5).
Deklarasi ini dibacakan oleh perwakilan ulama ketiga negara yakni Dr Qibla Ayaz yang mewakili Pakistan, Quraish Shihab yang mewakili Indonesia, dan Ataullah Lodin sebagai perwakilan Afghanistan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut, saat ini tindak-tanduk ulama begitu berpengaruh lantaran umat Islam saat ini. Sebab, di masa ketika umat Islam tidak dapat mendengar titah Nabi Muhammad secara langsung, maka ulama akan selalu menjadi teladan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Deklarasi ini juga menjadi catatan dukungan sejarah untuk kontribusi ulama bagi perdamaian, karena itu
Bogor Ulama Declaration of Peace sangat bermakna bagi seluruh umat Islam," ujar Wapres JK.
Ada 12 poin kesepakatan yang dicapai para ulama guna mendukung perdamaian secara umum.
Berikut poin-poin Deklarasi Bogor untuk perdamaian Afghanistan.
Islam adalah negara damai toleran dan a'tidal. Kata Islam sendiri berasal dari kata salam yakni perdamaian dan keselamatan. Para penganut Islam sejati, terikat untuk terus menunjukkan rasa belas kasihan dan saling menyayangi.
Pesan utama Islam bermuara pada prinsip perdamaian, belas kasih, dan kasih sayang. "Oleh sebab itu, kami mendukung deklarasi Pakistan-Afghanistan dan berbagi inisiatif perdamaian yang dilakukan ulama umat Islam yang mendorong perdamaian, persaudaran islam, dan penolakan pada kekerasan dan terorisme," kata deklarasi tersebut.
Perdamaian adalah perintah dari kaum muslimin dan berkewajiban dalam melakukan kegiatan ini dalam lisan, dan jiwanya. Oleh sebab itu, semua konflik dalam pertentangan umat antar umat muslim harus diselesaikan sesuai kaidah Al-Quran dan sunnah.
Para ulama mengapresiasi tawaran Afghanistan sebagaimana disampaikan Presiden Ashraf Ghani saat Kabul Peace Process untuk perdamaian dan rekonsiliasi Afghanistan. "Kami juga mengapresiasi negara kawasan, dunia islam, dan internasional atas dukungan penuhnya bagi proses perdamaian di Afghanistan," ungkap Deklarasi Bogor.
Selain itu para ulama juga mencatat situasi kondusif untuk perdamaian di Afghanistan, dan menyerukan semua pihak untuk ikut serta dalam pembicaraan langsung perdamaian sesuai dengan Surah As-Syura ayat 38 yaitu musyawarah sebagai ciri-ciri kaum beriman.
Sebagai pewaris Rasullulah dan pemegang otoritas Al Quran dan hadits, ulama memainkan peran penting dalam komunitas muslim dalam menegakkan syariat Islam, atau warisan sebenarnya dari Nabi Muhammad SAW sebagai
rahmatan lil alamin.
 Foto: CNN Indonesia/Galih Gumelar |
Ulama dalam hal ini mengemban amanah besar di pundaknya untuk melestarikan prinsip moral yang tinggi dan melestarikan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah.
Para ulama sebagai pewaris nabi, memiliki kewajiban mempromosikan nilai universal Islam yaitu perdamaian, toleransi, keadilan sosial. Selain itu mendorong prinsip-prinsip inis ebagai tolak ukur dan kaedah.
Ulama seperti di Indonesia, Pakistan dan Afghanistan harus memiliki kepahaman mendalam ihwal tantangan dan kesulitan yang dihadapi oleh negara Islam dan dapat memainkan peranan aktif dalam perdamaian dan solidaritas di dunia Islam secara khusus di Afghanistan.
Petunjuk yang diberikan ulama harus sesuai dengan Al-Quran dan contoh yang diteladani dari Nabi Muhammad SAW, di mana beliau selalu menekankan sikap menengahi (wasath), sebagai jalan yang benar bagi umat Islam.
Ulama meyakinkan kembali bahwa kekerasan dan terorisme tidak bisa dan tidak boleh diasosiasikan dengan agama, kewarganegaraan, peradaban, atau etnis manapun. Kekerasan ekstremisme dalam bentuk apapun termasuk terhadap warga sipil dan pelaku aksi bunuh diri bertentangan dengan prinsip Islam.
Sebagai satu keluarga besar, ulama mendukung proses perdamaian yang inklusif dan siap memberikan kontribusi yang konstruktif di dalamnya, sembari mencari cara dan upaya agar ada solusi yang mungkin bagi perdamaian Afghanistan.
Dalam hal ini, peran penting ulama Afghanistan, Indonesia, dan Pakistan perlu didorong demi mempromosikan perdamaian, keharmonisan, dan persaudaraan sesama umat sesuai dengan ajaran Islam yang berbasiskan Al-Quran dan Sunnah. Ulama juga mengapresiasi pemerintah Indonesia atas dukungannya dalam menginisiasi kerja sama antar ulama di tiga negara ini dan di dunia.
Pertemuan yang digelar di Istana Bogor tersebut dihadiri sekitar 19 ulama dari Afghanistan, 17 ulama dari Pakistan, dan 17 ulama dari Indonesia. Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan mengharapkan agar pertemuan trilateral ini dapat memberikan kontribusi konkret bagi perdamaian di Afghanistan.
(nat)