Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika hasil pemilu
Malaysia keluar pada malam 9 Mei 2018, beserta satu kursi jatuh ke tangan oposisi, mantan Perdana Mentri
Najib Razak tertegun menyaksikan kekalahannya.
Koalisi Barisan Nasional yang dipimpin Najib kalah dalam pemilihan umum (pemilu) untuk pertama kalinya sejak berkuasa di Malaysia selama enam dekade pasca merdeka dari Inggris.
Tingginya pajak barang dan jasa, lalu isu dugaan korupsi yang telah beredar selama beberapa tahun, dan gaya hidup istrinya yang tampak mewah akhirnya membuat rezim Najib jatuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika dia tahu bahwa dia tidak menang, Najib hancur," kata seorang konsultan yang berada di kantor Najib seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (16/5). Seorang ahli strategi politik yang juga memiliki hubungan dengan pemerintahan Najib mengatakan bahwa Najib tidak terbiasa keluar dari dalam lingkaran ketika ada hal yang tidak diinginkan.
"Najib tinggal didalam sebuah gelembung," katanya. Penasehatnya "tidak menerima 'pandangan' orang lain," kata dia menambahkan. "Mereka tidak mendengarkan kabar yang buruk."
Kekalahan dalam pemilihan merupakan hal yang memalukan untuk Najib, 64 tahun, yang berkuasa hampir satu dekade dan menggangap dirinya sebagai negarawan yang memiliki hubungan yang erat dengan Presiden China Xi Jinping, dan bermain golf bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump
Trump memuji Najib saat berkunjung ke Gedung Putih tahun lalu. Media lokal Malaysia menyatakan Trump memberi Najib foto mereka berdua bertuliskan "untuk perdana menteri favoritku".
Dijuluki 'The Survivor' di salah satu sampul sebuah majalah sebelum pemilu, selama tiga tahun terakhir Najib dibelit tudingan skandal miliaran dolar yang hilang dari dana negara 1 Malaysia Development Berhad (1MDB). Dia terus membantah terlibat dalam skandal korupsi di 1MDB tersebut.
Najib hadir ke tempat pemungutan suara dengan keyakinan akan menang, menurut para politisi dan pejabat partai. Tapi keyakinan mereka runtuh di hari pemilu Malaysia, setelah terbukti bahwa momentum ada di pihak oposisi.
Dua menteri kabinet bahkan menghentikan kampanye nasional dan berkonsentrasi untuk mempertahankan kursi mereka. Meski terbukti, kampanye oposisi dihadiri banyak pendukung, Barisan Nasional saat itu tetap yakin bakal menang, meski dengan mandat yang lebih kecil.
Sepuluh jam sebelum TPS dibuka, Najib berpidato di saluran televisi nasional dan menjanjikan tiga hal kepada para pendukungnya, agar memilih dia dalam pemilu Malaysia.
Jika dia kembali memimpin, pemerintahannya akan memotong pajak penghasilan untuk kaum muda, menambahkan dua hari libur umum tambahan, dan membuat jalan tol gratis beberapa hari selama festival Idul Fitri. "Itu merupakan tindakan putus asa," kata tim kampanye.
 Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha |
Jajak pendapat menunjukan bahwa warga Malaysia marah atas tingginya biaya hidup setelah adanya pajak barang dan jasa. Para pemilih juga muak dengan tuduhan korupsi yang membelit Najib.
"Banyak hal seperti biaya hidup yang tinggi, inflasi, dan pajak barang dan jasa," kata Khairy Jamaluddin, Menteri Pemuda dan Olahraga dalam pemerintahan Najib, menjelaskan ketidakpuasan publik. "Tapi akar dari itu semua adalah skandal."
Di hari pemilihan, pejabat oposisi mengaku yakin memenangkan pemilu Malaysia. Pengumuman itu disampaikan tak lama pada sore harinya. Sorak kemenangan memenuhi kubu oposisi karena kandidatnya mengalahkan politisi Barisan Nasional dan membuat kemajuan yang signifikan di seluruh negeri.
Pada tengah malam, Mahathir Mohamad mengumumkan kemenangan koalisi Pakatan Harapan dalam pemilu Malaysia. Salah seorang pejabat senior Pakatan Harapan mengaku mereka pun tidak percaya akan hal itu. "Kami merasa ini 'too good to be true'," kata salah seorang pemimpin Pakatan Harapan.
Najib belum mau mengakui kekalahannya. Malam itu, Khairy mengunjungi Najib di rumahnya. Najib keliatan tenang dan siap, tapi orang-orang di sekitarnya 'tertegun, terkejut dan bermuram durja."
Ketika komisi pemilu Malaysia akhirnya mengumumkan hasilnya, ratusan pendukung Mahathir mengibarkan bendera, bersorak gembira di pusat kota Kuala Lumpur, Malaysia.
Keesokan harinya, Mahathir, yang pernah menjadi mentor Najib, dilantik sebagai perdana mentri.
Berbagai tantangan menghadang Mahathir. Antara lain bagaimana menjaga persekutuan aliansi Pakatan Harapan yang terdiri atas mantan musuh-musuhnya. Juga menerapkan program populis serta reformasi tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi. Bahkan dia berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar Ibrahin, pemimpin oposisi yang dipenjarakan oleh Najib dan yang pernah dia bui pula atas kasus yang sama, sodomi.
Fokus pertama Mahathir adalah Najib. Selama kampanye pemilihan, Mahathir berjanji akan memeriksa Najib terkait hilangya miliaran dolar dari dana pemerintah 1MDB. "Bahwa mereka yang melanggar hukum akan dihukum," kata Mahathir saat mengambil alih kekuasaan minggu lalu.
Dengan berkuasanya Mahathir, spekulasi mengelilingi masa depan Najib. Pada Sabtu (12/5), puluhan orang yang marah berkumpul di luar Bandara Subang, bandar udara kecil dekat Kuala Lumpur, Malaysia.
 Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha |
Pasalnya, Najib dan istrinya Rosmah Mansor dikabarkan akan melarikan diri dari Malaysia dengan pesawat pribadi. Sebanyak 30 ribu orang menonton siaran langsung dari Facebook, memperlihatkan pintu masuk bandara yang penuh dengan massa, menggedor mobil-mobil yang lewat, mengira ada Najib dan Rosmah di dalamnya. Kabarnya, mereka akan pergi ke Jakarta.
"Hentikan mereka melarikan diri!" kata salah satu penonton Facebook Live.
Di tengah keributan di bandara, Najib juga mengumumkan melalui media sosialnya bahwa mereka akan pergi untuk berlibur selama dua hari. Namun Najib dan istrinya tidak tampak di bandara itu.
Apa yang tidak disadari Najib adalah, beberapa menit sebelum pemberitahuan yang ia lakukan, Departemen Imigrasi telah mengeluarkan pernyataan bahwa Najib dan Rosmah dilarang meninggalkan Malaysia.
Pencekalan itu sempat diberikan media Malaysia,
Malaysiakini, sempat pula dibantah. Namun akhirnya dikonfirmasi. Bahwa benar, Najib dan Rosmah dicekal. Bahkan Mahathir memastikan bahwa dialah yang memerintahkan pencekalan itu.
Pada hari itu, Najib muncul dengan muka yang muram di sebuah konferensi pers yang menandakan akhir dari karir politiknya. "Siapapun yang menjadi pemimpin dan gagal, adalah tanggung jawab orang tersebut menerima kekalahan. Dengan lapang dada, saya menerima kekalahan saya," kata Najib.
Dia pun menyatakan mengundurkan diri dari kepemimpinan UMNO, juga Barisan Nasional.
Di malam seusai pemilu, Khairy, anggota parlemen dari koalisi Barisan Nasional, membantah spekulasi bahwa Najib berusaha menemukan jalan keluar dari kekalahannya. Setelah hasil pemilu diumumkan, menurut Khairy, prioritas Najib adalah mencari tahu bagaimana memuluskan transisi kepemimpinan.
"Ada banyak kekhawatiran bahwa dia (Najib) akan menyatakan darurat militer, status darurat, atau tidak menyerahkan kekuasaan," kata Khairy. "Itu tidak pernah direncanakan dan bahkan didiskusikan. Kami hanya berpikir tentang menerima dan bagaimana kami akan menyerah."
Sekarang tanpa pimpinan Najib, menurut Khairy, proritas untuk koalisi yang berkuasa sebelumnya adalah mencari tahu bagaimana menjadi untuk oposisi pertama kalinya.
"Kami berada di penolakan kolektif" kata Khairy dengan menambahkan bahwa koalisi Barisan Nasional telah salah memahami kemarahan warga Malaysia. "Ini adalah pembelajaran penting yang akan kami ingat selama hidup kami."
(nat)