Soal Imigran, Italia Sebut Perancis Bisa Jadi Musuh Utama

Reuters | CNN Indonesia
Minggu, 24 Jun 2018 16:33 WIB
Italia menyebut Perancis arogan dan bisa jadi musuh utama dalam masalah imigran, sehari sebelum para pemimpin Eropa menggelar pertemuan di Brussels.
Ilustrasi imigran Eropa. (Karpov/handout via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Italia menyebut Perancis arogan dan bisa jadi musuh utama dalam masalah imigran, sehari sebelum para pemimpin Eropa menggelar pertemuan di Brussels terkait isu yang memecah-belah tersebut.

Menjawab komentar Presiden Perancis Emmanuel Macron yang menyebut aliran imigran ke Eropa telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir, Wakil Perdana Menteri Italia Luigi di Maio menyebut pernyataan itu menunjukkan bahwa Macron telah kehilangan sentuhan.

"Italia memang menghadapi darurat imigrasi dan hal itu salah satunya akibat Perancis yang terus mengusir orang-orang di perbatasan. Macron bisa membuat negaranya jadi musuh nomor satu Italia dalam keadaan darurat ini," kata Di Maio dalam laman Facebook, Minggu (24/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Macron menyatakan kerja sama Eropa berhasil memangkas aliran imigran hingga hampir 80 persen dan masalah saat ini berasal dari pergerakan "sekunder" para imigran ke Eropa.
"Kenyataannya adalah Eropa tak mengalami krisis imigran di skala yang sama dengan yang dialami pada 2015," kata Macron.

"Negara seperti Italia tidak mengalami tekanan imigrasi seperti tahun lalu ... Krisis yang kami alami hari ini di Eropa adalah krisis politik."

Namun, Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Salvini mengatakan engaranya dihadapkan pada 650 ribu kedatangan lewat jalur laur dalam empat tahun terakhir, 430 ribu permohonan suaka dan menampung 170 ribu "terduga pengungsi" dengan biaya lebih dari 5 miliar euro (Rp82 triliun).

"Jika ini bukan masalah bagi Presiden Macron yang arogan, kami memintanya untuk berhenti menghina dan alih-alih menunjukka kedermawanan konkret dengan membuka banyak pelabuhan Perancis dan membiarkan anak-anak, lelaki dan perempuan masuk lewat Ventimiglia," ujarnya dalam pernyataan yang dikutip Reuters.
Macron juga mengatakan Perancis lebih memilih sanksi keuangan dari negara-negara Uni Eropa ketimbang menolak migran dengan status pengungsi yang telah terbukti.

"Anda tak bisa mempunyai negara yang mendapat keuntungan besar dari solidaritas Uni Eropa dan secara masif menyuarakan keegoisan nasionalnya dalam persoalan imigran," kata dia, menyindir Hungaria, Polandia dan Republik Ceko yang menentang skema relokasi pencari suaka dari UE.

(aal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER