Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 15 orang meninggal dan 45 orang terluka akibat longsor di kawasan penambangan batu giok Hpakant, Sabtu (14/7). Korban kebanyakan adalah penambang batu giok di lokasi yang terletak di sebelah Utara negara bagian Kachin.
"Penambang sedang mencari batu dan terkubur setelah tanah longsor," kata seorang pejabat setempat Kyaw Swar aung, seperti dikutip
Reuters.
Kata Kyaw, saat ini petugas menghentikan sementara pencarian korban.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menghentikan pencarian dan akan dilanjutkan besok," katanya.
Seluruh korban terluka, katanya, juga telah dibawa ke rumah sakit terdekat.
Menurutnya, para penambang tersebut merupakan penambang liar dan tak terikat kerja dengan perusahaan manapun.
Bencana longsor kali ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada Mei 2018, sebanyak 14 orang penambang meninggal dalam peristiwa longsor di lokasi yang sama. Sebelumnya, pada tahun 2015, longsor juga menerjang lokasi penambangan dan menewaskan 100 orang.
Sementara Sekretaris Liga Nasional untuk Demokrasi Han Thar mengatakan jumlah korban kemungkinan akan bertambah karena kemungkinan masih banyak yang terkubur longsoran tanah.
"Mungkin sekitar 100 orang di sana," kata dia.
Lokasi penambangan batu giok liar pernah menjadi sorotan Global Witness, lembaga swadaya masyarakat di bidang lingkungan. Global witness menyatakan hasil penambangan batu giok itu diekspor ke CHina. Pada tahun 2014, nilai ekspor batu giok di Myanmar diperkirakan mencapai USD31 miliar.
(ugo)