Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah dihujani kritik, Presiden
Donald Trump kini menyatakan bahwa Presiden
Vladimir Putin bertanggung jawa atas upaya Rusia mengintervensi pemilihan umum Amerika Serikat pada 2016 lalu.
"Ya karena dia bertanggung jawab atas negaranya seperti saya bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi di negara ini. Jadi tentu sebagai pemimpin negara Anda harus berkata dia bertanggung jawab," ujar Trump dalam wawancara dengan
CBS, Rabu (18/7).
Dalam kesempatan yang sama, Trump juga mengaku menerima hasil laporan Direktur Intelijen Nasional, Dan Coats, yang menyatakan bahwa Rusia masih menjadi ancaman bagi pemilu AS.
"Dia adalah seorang ahli, ini pekerjaannya, dia melakukan pekerjaannya dengan baik. Saya menaruh kepercayaan penuh pada Dan Coats, dan jika dia berkata seperti itu, saya akan menerimanya," ucap Trump sebagaimana dilansir
Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Trump sangat bertolak belakang dengan perkataannya sendiri sebelumnya. Di hari yang sama, ketika ditanya kemungkinan Rusia masih menjadi ancaman untuk AS, Trump hanya menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak."
Tak lama setelah itu, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, langsung dihujam berbagai pertanyaan dalam sesi jumpa pers mengenai pernyataan Trump tersebut.
Sanders kemudian menjelaskan bahwa Trump menggelengkan kepala dan berkata tidak dengan maksud ia enggan menjawab pertanyaan dari wartawan.
"Presiden berkata 'Tidak' untuk menjawab pertanyaan. Presiden dan pemerintahannya bekerja sangat keras untuk memastikan Rusia tak dapat memengaruhi pemilu seperti yang mereka lakukan di masa lalu," katanya.
Ia lantas mengatakan bahwa Trump sendiri sudah membahas langsung masalah intervensi pemilu ini saat bertemu dengan Putin di Helsinki pada Senin (16/7) lalu.
"Presiden sudah menegaskan kepada Vladimir Putin bahwa dia harus menjauhi urusan pemilu AS," ucap Sanders.
Penjelasan ini dianggap semakin membuat sikap Trump terhadap Rusia tidak jelas. Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Helsinki, Trump memang mengaku bahwa ia membahas masalah intervensi Rusia dalam pemilu AS saat bertemu dengan Putin.
 Dalam konferensi pers setelah pertemuan di Helsinki, Donald Trump mengaku tak mempertanyakan lebih lanjut soal intervensi Rusia dalam pemilu AS karena Vladimir Putin sudah membantahnya dengan tegas. (Reuters/Leonhard Foeger) |
Namun, Trump mengatakan bahwa ia tidak mempertanyakan lebih lanjut karena Putin sudah dengan tegas membantah tudingan tersebut.
"Saya bersama Presiden Putin, dia hanya berkata bahwa itu bukan ulah Rusia. Saya mengatakan, 'Saya juga tak melihat ada alasan hingga (Rusia) bisa melakukan itu,'" ujarnya di samping Putin saat jumpa pers.
Jawaban ini memicu kecaman tak hanya dari pihak oposisi, tapi juga kubu Trump sendiri di Partai Republik.
Para pejabat Partai Republik menganggap Trump sangat lunak di hadapan orang yang diduga mengancam kedaulatan AS.
Sementara itu, kubu oposisi menganggap sikap Trump menunjukkan kebenaran dugaan bahwa Rusia melakukan intervensi itu untuk membantu kemenangan sang presiden dalam pemilu.
Sehari kemudian, Trump langsung memberikan klarifikasi bahwa ia salah ucap dalam konferensi pers tersebut.
"Saya menyebut kata 'melakukan' alih-alih 'tidak melakukan. Kalimat itu seharusnya, 'Saya tidak melihat alasan mengapa itu bukan Rusia,'" katanya.
(has)