Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang warga Indonesia diduga terlibat dalam serangan bom mobil yang meledak di dekat pos keamanan militer di Lamitan, Basilan, Filipina Selatan, Selasa (31/7) pagi. Insiden itu diduga didalangi kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.
Insiden yang terjadi sekitar pukul 05.45 waktu lokal itu menewaskan sedikitnya 10 orang dan lima lainnya terluka.
Manila Buletin melaporkan bahwa salah satu orang yang tewas dalam insiden tersebut berkebangsaan Indonesia. Ia adalah sopir yang mengendarai mobil bermuatan bahan peledak tersebut.
Selain itu, insiden tersebut juga menewaskan sejumlah warga sipil, Kopral Samad M Jumah, serta empat anggota Angkatan Bersenjata Sipil Unit Geografis (CAFGU) bernama Muid Manda, Adzlan Abdula, Titing Omar, dan Hermilito Gapo Jr.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan lanjutan, Komandan Satuan Gabungan Basilan, Kolonel Fernando Reyeg, mengatakan seorang personelnya juga ikut tewas saat memeriksa kendaraan mencurigakan itu.
Reyeg mengatakan otoritas tak menutup kemungkinan insiden ini sebagai serangan bom bunuh diri.
Meski begitu, aparat Filipina belum mengonfirmasi secara pasti identitas pelaku serangan tersebut.
Reyeg menuturkan pasukannya sudah meningkatkan kesiagaan untuk mengantisipasi insiden serupa terulang lagi.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri RI belum bisa mengonfirmasi dugaan keterlibatan WNI dalam serangan tersebut.
Kementerian Luar Negeri RI telah meminta Konsul Jenderal RI (KJRI) di Davao meminta informasi resmi apakah ada WNI yang menjadi korban atau diduga pelaku dalam bom Basilan. ""Sejauh ini otoritas setempat belum mengindikasikan adanya WNI sebagai korban maupun pelaku," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal Songell, Selasa (31/7).
(has)