
Taiwan Ejek China soal Larangan Tayang Film Winnie the Pooh
Riva Dessthania Suastha, CNN Indonesia | Kamis, 09/08/2018 10:16 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Taiwan mengolok-olok China yang melarang penayangan film live in action Christopher Robin, 'Winnie the Pooh' terbaru. Film itu dilarang tayang lantaran banyak yang membandingkan beruang kuning itu dengan Presiden Xi Jinping.
Melalui Twitter resmi Kementerian Luar Negeri Taiwan, pemerintahan Presiden Tsai Ing-wen mengunggah gambar maskot pariwisata mereka yang merupakan beruang atau biasa dikenal Oh! Bear dan menuliskan caption "ia [Oh! Bear] kecewa film sepupunya Winnie telah dilarang" oleh otoritas China.
"Jangan salah kaprah, semua beruang diciptakan sejajar dan sama di Taiwan dan Christopher Robin diputar di seluruh negeri,"" bunyi kicauan @MOFA_Taiwan pada Selasa (7/8) seperti dikutip CNN, Rabu (8/8).
Namun, kini kicauan itu nampak telah dihapus dari laman Twitter Kemlu Taiwan.
Film kartun tersebut diduga dilarang tayang karena terdapat karakter beruang bernama Pooh. Karakter utama itu terbilang 'tabu' di China, sejak seorang blogger menggambar dan membandingkannya dengan Presiden Xi Jinping, tahun lalu.
Otoritas China pun memblokir foto-foto Winnie the Pooh di media sosial.
Netizen anti-pemerintah juga kerap menyamakan perawakan Pooh dengan Presiden Xi yang disebut mirip hingga memicu kemarahan otoritas sensor China.
Hingga kini belum ada pengumuman resmi dari Beijing mengenai larangan penayangan film tersebut, tapi banyak media lokal memperkirakan kebijakan itu diterapkan menyusul insiden 2017 lalu itu.
Biro Perfilman China juga tak segera merespons pertanyaan tangapan dari CNN terkait hal ini.
Film-film barat dilaporkan memang masih sulit untuk masuk industri hiburan di China. Setiap tahun tercatat hanya ada 34 film asing yang diizinkan tayang di negara tersebut.
Sementara itu, Taipei disebut mengangkat isu itu sebagai upayanya menyoroti kebebasan berekspresi yang lebih luas di wilayahnya ketimbang yang terjadi di China. Hal itu terjadi di saat relasi Taiwan-China ada di titik terendah menyusul keinginan Taipei untuk memerdekakan diri.
Meski Taiwan memiliki pemerintahan sendiri selama lebih dari 70 tahun, China berkeras wilayah itu masih tetap menjadi bagian dari kedaulatan negara berdasarkan Kebijakan Satu China. (nat)
Melalui Twitter resmi Kementerian Luar Negeri Taiwan, pemerintahan Presiden Tsai Ing-wen mengunggah gambar maskot pariwisata mereka yang merupakan beruang atau biasa dikenal Oh! Bear dan menuliskan caption "ia [Oh! Bear] kecewa film sepupunya Winnie telah dilarang" oleh otoritas China.
"Jangan salah kaprah, semua beruang diciptakan sejajar dan sama di Taiwan dan Christopher Robin diputar di seluruh negeri,"" bunyi kicauan @MOFA_Taiwan pada Selasa (7/8) seperti dikutip CNN, Rabu (8/8).
Namun, kini kicauan itu nampak telah dihapus dari laman Twitter Kemlu Taiwan.
Film kartun tersebut diduga dilarang tayang karena terdapat karakter beruang bernama Pooh. Karakter utama itu terbilang 'tabu' di China, sejak seorang blogger menggambar dan membandingkannya dengan Presiden Xi Jinping, tahun lalu.
Otoritas China pun memblokir foto-foto Winnie the Pooh di media sosial.
Netizen anti-pemerintah juga kerap menyamakan perawakan Pooh dengan Presiden Xi yang disebut mirip hingga memicu kemarahan otoritas sensor China.
Hingga kini belum ada pengumuman resmi dari Beijing mengenai larangan penayangan film tersebut, tapi banyak media lokal memperkirakan kebijakan itu diterapkan menyusul insiden 2017 lalu itu.
Biro Perfilman China juga tak segera merespons pertanyaan tangapan dari CNN terkait hal ini.
Film-film barat dilaporkan memang masih sulit untuk masuk industri hiburan di China. Setiap tahun tercatat hanya ada 34 film asing yang diizinkan tayang di negara tersebut.
Sementara itu, Taipei disebut mengangkat isu itu sebagai upayanya menyoroti kebebasan berekspresi yang lebih luas di wilayahnya ketimbang yang terjadi di China. Hal itu terjadi di saat relasi Taiwan-China ada di titik terendah menyusul keinginan Taipei untuk memerdekakan diri.
Meski Taiwan memiliki pemerintahan sendiri selama lebih dari 70 tahun, China berkeras wilayah itu masih tetap menjadi bagian dari kedaulatan negara berdasarkan Kebijakan Satu China. (nat)
ARTIKEL TERKAIT

Taiwan Tawarkan Bantuan Bangun 100 Rumah Pasca Gempa Lombok
Internasional 6 bulan yang lalu
Kepala Biara China Dituding Melakukan Pelecehan Seksual
Internasional 6 bulan yang lalu
Pengkritik Pemerintah China Ditangkap Saat Wawancara Media
Internasional 6 bulan yang lalu
ASEAN-China Sepakat Tolak Proteksionisme Perdagangan
Internasional 6 bulan yang lalu
Tabrak Anjing, Sopir Lamborghini Dapat Ganti Rugi Rp95 Juta
Internasional 6 bulan yang lalu
Menyerah, Tersangka Korupsi China Kembali dari AS
Internasional 6 bulan yang lalu
BACA JUGA

Defisit Dagang RI dengan China Kian Lebar
Ekonomi • 15 February 2019 12:36
Surplus Neraca Dagang China dengan AS Menyempit
Ekonomi • 14 February 2019 12:27
Penasihat Trump Ragu Kejar Perundingan Dagang 1 Maret
Ekonomi • 14 February 2019 08:18
Negosiasi Dagang, Xi Jinping Bakal Temui Delegasi AS
Ekonomi • 13 February 2019 20:03
TERPOPULER

VIDEO: Ribuan Warga Catalonia Desak Tokoh Separatis Bebas
Internasional • 4 jam yang lalu
FOTO: Bertaruh Nyawa di Tambang Emas Ilegal Zimbabwe
Internasional 5 jam yang lalu
FOTO : Baghouz, Saksi Bisu Palagan Terakhir ISIS di Suriah
Internasional 7 jam yang lalu