Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Donald Trump menuding China meretas akun surat elektronik milik mantan rivalnya dalam pemilihan umum 2016, Hillary Clinton.
"Surel Hillary Clinton, kebanyakan mengandung informasi rahasia, diretas oleh China. Sebaiknya FBI dan Kementerian Kehakiman bertindak setelah selama ini salah langkah," kata Trump melalui Twitter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, dalam kicauan pada Rabu (29/8) itu, Trump tak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai peretasan tersebut.
Ia hanya mengatakan bahwa kredibilitas FBI akan dipertanyakan setelah dugaan peretasan oleh China ini.
Sebelumnya, sejumlah pejabat intelijen AS memang pernah menuding Rusia sebagai dalang di balik peretasan akun anggota Partai Demokrat dalam upaya infiltrasi pemilu 2016.
AS bahkan sudah mendakwa 12 pejabat intelijen Rusia atas tuduhan peretasan jaringan komputer Clinton dan Partai Demokrat.
Kini, penyelidik khusus Robert Mueller juga sedang melakukan investigasi mendalam mengenai dugaan intervensi Moskow dalam pemilu yang disinyalir dilakukan untuk membantu Trump menang.
Rusia dan Trump sendiri terus membantah tudingan tersebut.
(has)