Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi Tak Akan Dicabut

Antara/Reuters | CNN Indonesia
Kamis, 30 Agu 2018 07:24 WIB
Pemimpin Myanmar de facto Aung San Suu Kyi, penerima Nobel 1991, dikecam banyak kalangan karena sikap tidak tegasnya atas krisis yang menimpa etnis Rohingya.
Pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi. (REUTERS/Jorge Silva)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panitia Nobel Perdamaian Norwegia memastikan penghargaan yang pernah diberikan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi tidak akan dicabut, meski tim pencari fakta independen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut militer negeri itu melakukan pembantain terhadap etnis Rohingya.

"Hadiah Nobel Perdamaian untuk Aung San Suu Kyi tidak akan ditarik menyusul adanya laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyatakan tentara Myanmar terbukti membantai suku Rohingya," kata Panitia Nobel Norwegia, Rabu (29/8).

Penyelidik PBB menyatakan tentara Myanmar melakukan pembantaian dan pemerkosaan beramai-ramai, dengan tujuan pemusnahan etnis. Tim pencari fakta PBB juga menyebut bahwa panglima tertinggi serta lima jenderal negara itu seharusnya dituntut atas kejahatan berat di bawah hukum internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aung San Suu Kyi, yang kini de facto adalah memimpin Pemerintah Myanmar dan mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada 1991, menuai kecaman karena tidak bersikap tegas terhadap tindakan militer atas kelompok minoritas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine. Kekerasan yang dilakukan militer dalam operasi pasca pos pemeriksaan mereka diserang milisi Rohingya menyebabkan ratusan ribu warga etnis Rohingya di Rakhine mengungsi ke Bangladesh.

"Sangat penting untuk diingat bahwa hadiah Nobel, entah di Fisika, Sastra atau Perdamaian, diberikan untuk beberapa upaya atau capaian pada masa lalu," kata Olav Njoelstad, sekretaris Panitia Nobel Norwegia.

"Aung San Suu Kyi mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian untuk perjuangannya bagi demokrasi dan kebebasan hingga 1991, tahun dia diberi hadiah itu," katanya.

Selain itu, aturan hadiah Nobel tidak memungkinkan hadiah ditarik, tambahnya.

Panitia Nobel Norwegia terdiri atas lima orang. Kebanyakan mantan politisi dan ilmuwan, yang mencerminkan beragam kalangan di Parlemen Norwegia. Hadiah Nobel lainnya diberikan di Swedia.

Pernyataan Panitia Nobel Norwegia kali ini pernah dilontarkan pada tahun lalu. Ketua Panitia saat itu Berit Reiss-Andersen, juga menyatakan tidak akan menarik penghargaan tersebut setelah muncul kecaman atas peran Aung San Suu Kyi dalam tragedi yang menimpa warga Rohingya.

"Kami tidak melakukannya. Bukan tugas kami untuk mengawasi atau menyensor yang pemenang lakukan sesudah hadiah itu diperoleh," kata Reiss-Andersen dalam sebuah wawancara di televisi. "Pemenang hadiah itu sendirilah yang harus menjaga nama baik mereka."

Komite Nobel Norwegia memberikan hadiah kategori Perdamaian setiap tahunnya bagi mereka yang berjaga untuk dalam pengurangan atau penghapusan senjata di dunia,  mendorong persaudaraan antar bangsa, atau meningkatkan perdamaian dunia. (nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER