Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah tensi yang kian meningkat, pemerintah Rusia menilai bahwa pemerintah Suriah berhak mengejar para militan keluar dari jantung yang dikuasai pemberontak di Idlib.
"Pasukan pemerintah Suriah memiliki hak penuh untuk melindungi kedaulatan dan mengusir ancaman teroris atas wilayahnya," kata Lavrov kepada kantor berita
Interfax.
Idlib dan kawasan-kawasan di sekitarnya merupakan kantung utama terakhir yang dikuasai militan atau kelompok penentang Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang diketahui pula sebagai sekutu dekat Rusia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketegangan Rusia dan negara-negara Barat lainnya telah meningkat terkait Idlib dalam beberapa waktu terakhir. Kementerian Pertahanan Rusia sendiri telah mengumumkan bakal mulai melakukan latihan utama angkatan laut di lepas pantai Suriah pada Sabtu (1/9).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan Rusia, Iran, dan Turki untuk menangguhkan pertempuran yang dapat berdampak pada jutaan warga sipil. PBB juga mengimbau koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil.
Dari Berlin, Kanselir Jerman, Angela Merkel berharap Kremlin bisa menggunakan pengaruhnya terhadap Pemerintah Suriah untuk mencegah bencana kemanusiaan di Idlib. Pemerintah Jerman telah memperhatikan perkembangan-perkembangan di kawasan itu dengan kecemasan yang meningkat.
"Kami berharap Rusia mencegah Pemerintah Suriah meningkatkan eskalasi situasi untuk mencegah bencana kemanusiaan," ujar juru bicara Merkel, Ulrike Demmer.
Salah seorang sumber mengatakan kepada
Reuters bahwa Bashar tengah menyiapkan serangan untuk merebut kembali Idlib.
Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al-Moualem, mengatakan bahwa pasukan pemerintah akan menggunakan berbagai cara dalam serangan itu, tapi tak akan menggunakan senjata kimia.
"Suriah akan berusaha menghindari adanya korban tewas di kalangan sipil," kata Moualem.
(asr/asr)