Intai Kim Jong Il, Agen Korsel Selipkan Perekam di Penis
AFP | CNN Indonesia
Rabu, 05 Sep 2018 17:01 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Kim Jong Il, ayah dari pempimpin Korea Utara Kim Jong Un, disebut memiliki suara serak dan memiliki harta karun bernilai US$1 miliar. (AFP/KCNA via Korean News Service)
Black Venus mengatakan dalam pertemuan itu pemimpin Korea Utara Kim Jong Il juga terlihat tertarik dengan pemilihan presiden Korea Selatan.
Krisis militer antara kedua negara ini biasanya terjadi di tahun pemilu Korea Selatan yang membantu mengubah pandangan pemiih terambang untuk condong ke kubu konservatif. Fenomena ini dikenal di Korea Selatan sebagai "Angin Utara".
Agen-agen Korea Utara meledakkan pesawat Korean Air dengan nomor penerbangan 858 di Laut Andaman, menewaskan 115 orang, hanya kurang dari tiga minggu sebelum pemilihan presiden 1987.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum pilpres 1987, Park mengatakan para pejabat Korea Utara mengatakan kepadanya bahwa tiga pendukung capres konservatif Lee Hoi-chang telah meminta mereka meningkatkan serangan bersenjata sehari sebelum hari pencoblosan.
Di satu kamar hotel Beijing, Park Mengklaim, "dengan mata kepala saya melihat pejabat Korea Utara menghitung uang dolar yang baru mereka terima dari Korea Selatan."
"Ada 36 bundel, setiap bundel berjumlah US$100 ribu."
Dia melaporkan penemuan itu kepada atasannya di ANSP dan capres dari kubu liberal Kim Dae-jung yang mengumumkannya ke publik.
Akhirnya tidak terjadi insiden militer dan Kim menang dengan suara tipis.
Ketiga pendukung Lee Hoi-chang ini kemudian didakwa melanggar Undang-Undang Keamanan Nasional Korea Selatan yang melarang kontak dengan Korea Utara, namun mereka dibebaskan Mahkamah Agung setelah Park menolak memberi kesaksian.
Tugas Akhir
Penyamaran Park kemudian terungkap dan dia dipecat dari badan intelijen Korea Selatan.
Dia pindah ke China dan menghabiskan waktu di lapangan golf.
ANSP sendiri menolak memberi tanggapan atas kesaksian park ini.
Setelah kubu konservatif kembali berkuasa di Korea Selatan, ketua baru badan intelijen pun ditunjung. Park ditangkap pada 2010 dan dinyatakan bersalah memberi informasi rahasia kepada Korea Utara meski dia memberi informasi tak penting itu kepada Pyongyang untuk mendapat kepercayaan dari Pyongyang.
"Saya dipenjara selama enam tahun," kata Park yang menyebut langkah hukum itu bermotivasi politik.
Kritikus film Lee Yong-cheol menulis di majalah Cine21 bahwa cerita Park sebagai mata-mata ini membuka sedikit tabir pada "dugaan kebenaran yang sejauh ini sulit dikonfirmasi" dalam hubungan dua negara Korea ini.
Hubungan Korea Selatan dan Korea Utara kini semakin membaik yang merupakan perubahan kebijakan Kim Jong Un dari kebijakan ayahnya Kim Jong Il. (The Presidential Blue House /Handout via REUTERS)
Dan jika angin geopolitik kembali berubah dan membuat dia berada di kubu yang salah, Park sekarang punya jaminan asuransi - rekaman saat dia bertemu dengan Kim Jong Il, Jang Song Thaek dan para pejabat lain.
Dia mengatakan tidak memiliki rekaman itu ketika ditangkap pada 2010.
Namun sekarang dia menyimpang bukti-bukti itu "di satu tempat aman di negara lain".(yns)