Inggris Langgar Batas Laut, China Ancam Putus Relasi Dagang

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 07 Sep 2018 15:44 WIB
China mengancam bahwa pelanggaran batas laut yang dilakukan kapal perang Inggris bisa merusak hubungan dagang kedua negara.
Ilustrasi kapal perang (Reuters/Artho Viando)
Jakarta, CNN Indonesia -- China melalui media pemerintah menganggap pelayaran kapal perang Inggris di Laut China Selatan pada akhir Agustus lalu beresiko mengganggu negosiasi hubungan dagang kedua negara, terutama setelah London resmi keluar dari Uni Eropa.

Surat kabar China Daily menganggap pelayaran HMS Albion pada 31 Agustus lalu di dekat Kepulauan Paracel berisiko "bisa merusak setiap peluang dalam perundingan dagang kedua negara."

"China dan Inggris telah sepakat untuk secara aktif mengeksplorasi kemungkinan membahas perjanjian perdagangan bebas setelah Brexit berlaku. Setiap tindakan yang merugikan kepentingan utama China hanya akan merusak negosiasi," bunyi laporan editorial koran tersebut, Jumat (7/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan lalu, China dan Inggris memang telah sepakat meninjau peluang kerja sama perdagangan bilateral pasca-Brexit berlaku Maret 2019 mendatang.

London telah lama merayu Beijing untuk mempertahankan hubungan dagang setelah Brexit berlaku. Meski begitu, pembicaraan resmi kedua negara tidak bisa dimulai sampai Inggris secara resmi meninggalkan Uni Eropa.

Jika kerja sama perdagangan tersebut disetujui, ini akan menjadi kemenangan politik yang signifikan bagi pemerintahan Perdana Menteri Theresa May. Meski begitu, peninjauan hubungan dagang keduanya diperkirakaan memakan waktu hingga bertahun-tahun.

Dalam editorial itu, Beijing menganggap Inggris mencoba "menjilat" Amerika Serikat karena belakangan didesak untuk lebih banyak berpartisipasi internasional dalam kebebasan bernavigasi di perairan internasional strategis.

"Sekarang ini Inggris sedang mengincar AS sebagai garis hidup ekonominya setelah mereka keluar dari Uni Eropa. Inggris tidak diragukan lagi ingin merebut kesempatan apa pun yang bisa dekat dengan Washington," kata Kemhan AS seperti dikutip Reuters.

Ancaman keberlangsungan negosiasi itu dilontarkan China setelah HMS Albion kedapatan berlayar di dekat Kepulauan Paracel yang saat ini masih menjadi sengketa antara China, Taiwan, dan Vietnam.

China dikabarkan mengerahkan kapal fregat (salah satu jenis kapal perang) dan dua helikopter militer untuk mencegat kapal perang Inggris tersebut. Meski begitu, kedua pihak disebut berada dalam posisi tenang selama pertemuan itu.

Melalui pernyataan, Kementerian Pertahanan China juga mengatakan bahwa upaya bersama yang dilakukan Beijing bersama negara-negara Asia Tenggara selama ini sudah mampu menjaga stabilitas Laut China Selatan.

"Negara-negara tertentu dari luar kawasan tidak mengerti ini, dan mengirim kapal-kapal militer serta pesawat militernya ke Laut China Selatan untuk membuat masalah dan mengancam perdamaian serta stabilitas regional."

China telah lama mengklaim hampir 90 persen wilayah di Laut China Selatan, yang merupakan salah satu jalur perdagangan utama dengan nilai mencapai US$3 triliun setiap tahun.

Klaim China tersebut bertabrakan dengan klaim sejumlah negara terutama di negara di Asia Tenggara seperti Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam, hingga Taiwan.

Meski klaim China itu telah dimentahkan Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA), pemerintahan Presiden Xi Jinping berkeras memprotes setiap entitas asing, terutama militer, yang berlayar di Laut China Selatan. (reuters/eks)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER