Perang Dagang Memanas, Stasiun TV China Ejek Trump

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Jumat, 24 Agu 2018 16:38 WIB
Hubungan China dan Amerika Serikat kian memanas, stasiun televisi pemerintah Beijing mengolok-olok Presiden Donald Trump.
Presiden AS Donald Trump. (REUTERS/Gretchen Ertl)
Jakarta, CNN Indonesia -- Relasi Amerika Serikat dan China yang terus memanas akibat perang dagang kian terasa setelah salah satu stasiun televisi Negeri Tirai Bambu berani membuat konten berisikan ejekan terhadap Presiden Donald Trump.

Melalui sebuah video yang dirilis pekan ini, media pemerintah China Global Television Network menyerang Trump dengan menggambarkan orang nomor satu di AS itu sebagai seorang yang kikuk.

Dalam konten tersebut, stasiun televisi berbahasa Inggris itu turut menuliskan kutipan sarkasme berisikan ucapan terima kasih bagi Trump karena membantu China menjadi negara yang lebih kuat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terima Kasih Trump, Anda hebat!" bunyi judul video itu seperti dilansir The Strait Times, Jumat (24/8).



Video itu menunjukkan gambar Trump dengan pose tidak menarik, kedua alisnya berkerut, dan mulutnya menganga. Dalam rekaman itu, seorang pembaca berita bisnis, Cheng Lei, turut membacakan surat ucapan terima kasih bagi Trump.

Dalam video itu, Cheng mengatakan Beijing berterima kasih kepada Trump karena membantu merayu investor asing untuk menanamkan modal di China. Trump juga dianggap "menginspirasi China untuk mencurhakan lebih banyak perhatian dan biaya untuk mengembangkan penelitian industri semikonduktor negara."

Selain itu, Cheng juga mengolok-olok Trump mengacaukan Gedung Putih dan menerapkan kebijakan luar negeri yang mengisolasi AS.

Di akhir video, Cheng juga berterima kasih karena langkah Trump itu mendorong China juga memberlakukan tarif serupa pada produk AS yang dianggap meningkatkan kesehatan masyarakat.

"Atas nama dokter, terima kasih telah menunjukkan perlunya berhenti mengkonsumsi produk Amerika seperti wishkey Bourbon dan daging olahan bacon," ucap Cheng.

Tak lama setelah dirilis dan mulai menarik perhatian, video sepanjang tiga menit itu hilang, ditarik dari YouTube dan Weibo, platform media sosial China seperti Twitter.

Menurut pengamat, video itu mencerminkan kemarahan yang terus memuncak di kalangan publik China terkait kenaikan tarif sebesar 25 persen yang dikenakan pada produk Negeri Tirai Bambu, termasuk baja, alumunium, hingga produk teknologi.

Kenaikan tarif ekspor barang ke AS itu merugikan China hingga miliaran dolar Amerika.

"Mereka menyadari kelemahan Trump di dalam negeri dan melihat itu menjadi peluang untuk memberikan tekanan [kepada AS]," kata seorang profesor politik China dari King's College London, Kerry Brown.

Meski begitu, Brown mengatakan video itu segera dihapus untuk menghindari provokasi bagi AS.

Ini bukan pertama kali media China mengkritik AS, sebagai rival terbesar negaranya. Media China, yang dikontrol ketat oleh pemerintah, dinilai cukup sering mengkritik Negeri Paman Sam secara umum.

Keinginan mengkritik itu kian besar menyusul merenggangnya rivalitas Washington-Beijing di masa pemerintahan Trump, terutama dalam masalah ekonomi dan perdagangan.

Video buatan China Global Television Network pekan ini juga bukan sindiran pertama yang dibuat media itu terhadap Trump. Pada awal Agustus lalu, stasiun televisi itu juga merilisi sebuah video yang menggambarkan Trump tengah duduk di toilet.

Salah satu penyiarnya menggambarkan Trump sebagai seorang septuagenarian, seseorang berusia 70-79 tahun, "yang kerap duduk di toilet pada pukul 05.00 pagi dan mengunggah kicauan di Twitter sehingga patut dipertanyakan kewarasannya." (nat)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER