Jakarta, CNN Indonesia -- Pemimpin tertinggi Korea Utara,
Kim Jong-un, menyambut kedatangan Presiden Korea Selatan,
Moon Jae-in, di bandara Pyongyang pada Selasa (18/9) menjelang pertemuan bilateral mereka.
Didampingi istri masing-masing, kedua pemimpin saling menyapa sebelum mengikuti upacara penyambutan militer.
Di sekitar mereka, terlihat ratusan warga bersorak, mengibarkan bendera Korut dan lambang unifikasi yang menunjukkan peta Semenanjung Korea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mari sambut era perdamaian dan kesejahteraan dengan solidaritas kesatuan rakyat," demikian bunyi plakat yang menyambut Moon di bandara.
Kantor berita resmi Korut,
KCNA, menyatakan bahwa pertemuan itu "akan memberikan kesempatan penting untuk meningkatkan lebih jauh perkembangan relasi antar-Korea yang membuat sejarah baru."
Relasi kedua negara memang mulai erat kembali setelah Kim dan Moon bertemu untuk pertama kalinya di zona demiliterisasi pada April lalu.
Namun, ini adalah kali pertama Moon menginjakkan kaki di Korut untuk bertemu dengan Kim.
Moon pun menjadi pemimpin Korsel pertama yang bertandang ke Korsel selama satu dekade belakangan.
 Didampingi istri masing-masing, Kim Jong-un dan Moon Jae-in saling menyapa sebelum mengikuti upacara penyambutan militer. (KBS/via Reuters TV) |
Salah satu agenda penting dalam pertemuan ini adalah deklarasi damai kedua negara yang sebenarnya masih dalam status berperang karena Perang Korea 1950-1953 silam berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian perdamaian.
Setelah itu, kedua negara bisa membicarakan unifikasi yang sebenarnya sudah digaungkan sejak berpuluh tahun lalu.
Selain itu, kedua pemimpin negara juga akan membahas masalah perlucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea, sesuai dengan hasil pertemuan Kim dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Singapura pada pertengahan tahun ini.
Selama ini, Moon memegang peranan penting dalam menengahi Korut dan AS yang tidak memiliki hubungan diplomatik.
Ia bahkan sudah diminta langsung oleh Trump untuk menjadi ketua juru runding terkait denuklirisasi ini.
Permintaan itu muncul setelah Trump membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, ke Pyongyang, bulan lalu setelah menerima surat bernada permusuhan dari seorang pejabat Korut.
"Saya ingin melakukan dialog yang jujur dengan Ketua Kim soal bagaimana menemukan titik kontak antara tuntutan-tuntutan untuk denuklirisasi serta tuntutan Korea Utara agar hubungan penuh permusuhan dihentikan dan keamanan dijamin," kata Moon dalam jumpa pers, Senin (17/9).
(has)