Jakarta, CNN Indonesia --
Tanzania mendeklarasikan hari belasungkawa pada Minggu (23/9), ketika puluhan jasad korban
kapal terbalik di Danau Victoria mulai dimakamkan secara massal, sementara 224 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut.
Perdana Menteri Tanzania, Kassim Majaliwa, memimpin langsung "pemakaman nasional" yang dihelat di Pulau Ukara, di mana kapal feri MV Nyerere itu ditemukan karam.
"Seluruh bangsa sangat berkabung," ujar Majaliwa saat peti-peti pertama dimasukkan ke dalam tanah.
Majaliwa mengatakan bahwa sisa jasad korban lainnya akan dikuburkan di lain waktu, beberapa dibawa pulang oleh keluarga yang ingin menguburkan sendiri kerabatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, di sepanjang pesisir berbaris peti-peti berisi jasad yang belum teridentifikasi.
Salah satu warga, Aisha William, mengaku sengaja datang ke lokasi untuk mengambil jasad suaminya.
"Dia pergi pada Selasa siang, tapi tak pernah pulang. Saya tidak tahu bagaimana saya dapat membesarkan dua anak saya," katanya.
 Salah satu warga, Aisha William, mengaku sengaja datang ke lokasi untuk mengambil jasad suaminya. (Reuters/Stringer) |
Ahmad Caleb juga menyayangkan tragedi yang menurutnya bisa dicegah oleh otoritas berwenang ini.
"Saya kehilangan bos, teman, dan teman-teman sekolah saya," tutur Caleb.
Harapan untuk menemukan korban lainnya juga mulai pupus sejak pencarian dimulai tak lama setelah kapal tersebut terbalik pada Kamis pekan lalu.
Meski demikian, Majaliwa memastikan regu selam akan terus melakukan pencarian, sementara ia memberikan perkembangan terbaru bahwa hingga saat ini, sudah ditemukan 126 jenazah perempuan, 71 pria, 17 gadis, dan 10 anak laki-laki.
Dari keseluruhan penumpang, hanya 41 orang yang berhasil selamat, diduga karena memiliki kemampuan berenang.
Kelebihan kapasitasMenteri Transportasi Tanzania, Isack Kamwelwe, menduga kecelakaan ini terjadi karena kelebihan kapasitas kapal.
Menurut Kamwelwe, feri tersebut menampung 265 orang, sementara kapal itu didesain hanya untuk mengangkut sekitar seratus penumpang. Majaliwa pun memerintahkan penyelidikan mendalam terkait dugaan tersebut.
"Kami sudah menahan semua orang yang berwenang mengoperasikan dan mengawasi MV Nyerere. Interogasi sudah dimulai," ucap Kamwelwe, sebagaimana dikutip
AFP.
Selain itu, ada pula dugaan kerusakan kapal karena armada itu sudah tua dan dipaksa menampung kargo, termasuk berkarung-karung tepung, pisang, hingga semen.
Di Tanzania sendiri sangat jarang terjadi insiden kapal karam di danau. Jika ada, tingkat kematian biasanya tinggi karena persiapan pelampung yang kurang dan banyak warga tak dapat berenang.
Tragedi kapal karam mematikan di Tanzania terakhir terjadi pada 1966 lalu, ketika lebih dari 800 orang tewas di Danau Victoria saat MV Bukoba karam.
(has)