Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Donald Trump memuji
Kim Jong-un atas keberaniannya melakukan kesepakatan denuklirsasi, tapi ia menegaskan bahwa sanksi Amerika Serikat untuk Korea Utara masih berlaku hingga perlucutan senjata nuklir itu benar-benar terjadi.
"Saya ingin berterima kasih kepada Pemimpin Kim atas keberaniannya mengambil langkah, meski masih banyak yang harus dilakukan," ujar Trump dalam pidato di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa (25/9).
Melanjutkan pernyataannya, Trump berkata, "Sanksi akan tetap berlaku hingga denuklirisasi terjadi."
Pernyataan Trump ini sangat bertolak belakang dengan pidatonya sendiri di hadapan sidang Majelis Umum PBB. Saat itu, Trump sangat geram dengan uji coba rudal yang dilakukan beberapa kali sepanjang 2017.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun memasuki tahun 2018, Trump dan Kim melunak hingga akhirnya mereka bertemu untuk pertama kalinya di Singapura pada 12 Juni lalu.
Salah satu hasil pertemuan tersebut adalah kedua negara sepakat untuk mewujudkan Semenanjung Korea yang bebas nuklir.
Sejak saat itu, Korut terus memberikan perkembangan baru, salah satunya penutupan situs rudal mereka.
Trump mengatakan bahwa semua ini dapat terwujud berkat peran serta Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in; Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe; dan Presiden China, Xi Jinping.
"Terima kasih khusus untuk Presiden Moon dari Korea Selatan, Perdana Menteri Abe dari Jepang, dan Presiden Xi dari China," ucap Trump.
Namun, pembicaraan denuklirisasi ini tak selalu mulus. Beberapa waktu lalu, misalnya, Trump membatalkan kunjungan Luar Negeri AS, Mike Pompeo, ke Pyongyang yang awalnya bertujuan untuk membahas lebih lanjut upaya perlucutan senjata nuklir.
[Gambas:Video CNN]Menurut sejumlah laporan, Trump membatalkan pembicaraan ini setelah menerima surat bernada negatif dari pejabat tinggi Korut. Pyongyang pun sempat menyebut AS tak serius.
Moon sempat mengatakan bahwa Pyongyang dan Washington memiliki perbedaan pendapat terkait bagaimana proses denuklirisasi di kawasan berlangsung.
Meski demikian, setelah bertemu dengan Kim untuk ketiga kalinya pada pertengahan September lalu, Moon memastikan bahwa Kim sangat ingin berbincang lagi dengan Trump untuk menunjukkan tekadnya melakukan denuklirisasi.
(has)