Sekutu Najib Razak Didakwa Suap Senilai Rp943 miliar

CNN Indonesia
Senin, 05 Nov 2018 20:04 WIB
Salah satu sekutu Najib Razak, Musa Aman didakwa atas 35 kejahatan terkait dugaan suap Rp943 miliar.
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak. (REUTERS/Lai Seng Sin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sekutu dekat mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Musa Aman didakwa atas 35 kejahatan terkait dugaan suap sebesar US$63 juta atau setara Rp943 miliar.

Musa, mantan menteri utama negara bagian timur Sabah, diduga terlibat suap karena memberi konsesi jual-beli kayu.

Musa menjadi pejabat pemerintah Malaysia era Najib terbaru sekaligus politikus partai oposisi, Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang terjerat skandal korupsi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya akan melawan kasus ini untuk membersihkan nama saya," ucap pria 67 tahun saat keluar dari ruang persidangan, Senin (5/11).
Dalam persidangan, Musa mengaku tidak bersalah. Usai sidang, dia dibebaskan setelah membayar jaminan sebesar 2 juta ringgit atau Rp7,1 miliar.

Musa sempat menjadi Ketua UMNO Sabah, negara bagian terbesar kedua Malaysia yang kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan kayu. Musa juga merupakan kakak dari mantan Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman.

UMNO merupakan salah satu partai besar di Malaysia dan tergabung dalam koalisi Barisan Nasional (BN), koalisi yang berkuasa di Negeri Jiran sejak kemerdekaan pada 1957 lalu hingga tahun lalu.

Partai tersebut sedang goyah setelah banyak anggotanya terjerat korupsi dan keluar dari keanggotaan akibat kekalahan di pemilihan umum Mei lalu.

Sejak kekalahan BN di pemilu, pemerintahan di bawah komando PM Mahathir Mohamad dari koalisi Pakatan Harapan, terus menggencarkan aksi pemberantasan korupsi. Kampanye anti-korupsi tersebut menyasar Najib dan pejabat pemerintah di eranya.
Selain Najib yang tengah dijerat skandal korupsi lembaga investasi 1 Malaysia Development Berhad (1MDB), sejumlah pejabat seperti mantan wakl Najib, Ahmad Zahid Hamidi, serta mantan menteri keuangan dan kepala lembaga intelijennya juga ikut terjerat korupsi. (rds/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER