Jakarta, CNN Indonesia -- Intelijen
Amerika Serikat meminta warga waspada terhadap upaya
Rusia untuk menyebarkan berita palsu menjelang pemilihan umum sela yang akan dimulai pada Selasa (6/11).
Imbauan ini tercantum dalam pernyataan bersama Menteri Keamanan Dalam Negeri, Kirstjen Nielsen; Jaksa Agung, Jeff Sessions; Direktur Intelijen Nasional, Dan Coast; dan Direktur FBI, Christopher Wray.
Di awal pernyataan tersebut, mereka mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada indikasi kejanggalan dalam infrastruktur pemilu yang akan mengganggu proses pemungutan dan penghitungan suara.
"Namun, warga Amerika harus menyadari bahwa banyak aktor asing, terutama Rusia, terus mencoba memengaruhi persepsi publik dan pemilih melalui tindakan yang dapat membuat perselisihan," demikian bunyi pernyataan bersama yang dikutip AFP, Senin (5/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengumuman itu muncul beberapa hari setelah Oxford Internet Institute merilis riset yang menunjukkan bahwa informasi palsu di media sosial saat menjelang pemilu sela ini meningkat jauh lebih tinggi ketimbang pemilu presiden 2016.
Saat itu, Rusia diduga menyebarkan informasi palsu yang dapat membuat citra Donald Trump terlihat lebih baik hingga bisa memenangkan pemilu.
Para petinggi intelijen dan aparat keamanan ini kemudian menyebut bahwa publik dapat mengurangi upaya ini dengan tetap berpaku pada informasi resmi, melaporkan aktivitas mencurigakan, dan tak mudah percaya isu.
Sementara itu, pada Sabtu (3/11), perusahaan jejaring sosial Twitter menghapus serangkaian akun yang berusaha untuk menyebarkan informasi palsu jelang pemilu sela.
(cin/has)