Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Selatan mengirim 200 ton jeruk keprok kepada
Korea Utara, Senin (12/11), sebagai balasan atas kiriman dua ton jamur dari Pyongyang pada September lalu.
Juru bicara kepresidenan Korsel mengatakan bahwa jeruk tersebut sudah dikirimkan menggunakan pesawat ke Pyongyang dalam empat penerbangan.
"Jeruk ini merupakan buah-buahan khas Korea Selatan. Biasanya orang Korea Utara tidak memiliki akses untuk membeli itu," kata jubir tersebut sebagaimana dikutip AFP.
Kantor pemerintahan Korsel tidak menjelaskan harga buah-buahan yang diberikan. Namun, media lokal memperkirakan total harganya mencapai sekitar 400 hingga 500 juta won (Rp5 miliar-Rp6 miliar).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, para politikus oposisi mengkritik saling tukar makanan ini karena dianggap tak menggambarkan situasi nyata di dunia internasional.
"Tindakan ini bertentangan dengan suasana komunitas internasional saat ini. Orang Korea Selatan sudah sakit dan lelah dengan gerakan sentimental seperti itu," kata pemimpin Partai Kebebasan Korea, Song Hee-Kyung.
Saling kirim makanan ini terjadi di tengah upaya perdamaian di Semenanjung Korea yang kian terbuka setelah Presiden Korsel, Moon Jae-in, bertemu dengan pemimpin tertinggi Korut, Kim Jong-un, sebanyak tiga kali.
Namun, usaha perdamaian kedua Korea disambut dengan rasa skeptis dari dalam dan luar negeri, terutama setelah pembicaraan denuklirisasi antara Pyongyang dan Washington tidak berjalan lancar.
Pada pekan lalu, pejabat Korea Utara kembali menunda pertemuan dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, tanpa ada kejelasan.
Selama ini, Korut menuntut AS mencabut sanksi yang dijatuhkan atas negaranya sebagai jaminan perlucutan senjata nuklir. Namun, AS berkeras akan tetap memberlakukan sanksi hingga Korut benar-benar memberlakukan denuklirisasi.
(cin/has)