Ribuan Perempuan Israel Demo Netanyahu Karena Abai Soal KDRT

CNN Indonesia
Rabu, 05 Des 2018 10:41 WIB
Ribuan perempuan Israel berdemonstrasi mendesak pemerintah dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak tutup mata soal kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. (Istockphoto/lolostock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ribuan perempuan Israel turun ke jalan memprotes sikap pemerintah dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, karena dianggap tidak serius menangani masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang kian marak terjadi.

Media lokal melaporkan ribuan perempuan dari berbagai kalangan tersebut turun ke jalanan di Tel Aviv dan beberapa kota lainnya pada Selasa (4/12) malam.

Sebagian pendemo bahkan memblokir sejumlah jalanan protokol di kota-kota besar. Para pengunjuk rasa melabur beberapa jalanan dengan cat merah, melambangkan darah para perempuan yang telah menjadi korban kekerasan selama ini.
"Bibi (panggilan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) bangun! Darah kami tidak lah murah," seru para pendemo di dekat gerbang menuju Yerusalem seperti dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demo itu dilakukan sebagai respons atas insiden dua perempuan korban kekerasan rumah tangga yang tewas pada pekan lalu.

Para pengunjuk rasa juga sempat mengheningkan cipta selama beberapa saat sebagai bentuk penghormatan kepada dua perempuan tersebut.

Media Israel mengatakan insiden itu menambah panjang daftar perempuan yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga selama tahun ini menjadi 24 orang.

Berbicara pada Minggu (2/12), Netanyahu mengatakan dia baru-baru ini mengunjungi penampungan wanita. Dalam kesempatan itu, dia berjanji akan membentuk komite pemerintah untuk memerangi kekerasan dalam rumah tangga.
"Kami akan mengadakan rapat komite rutin untuk membawa masa depan dan harapa yang lebih baik bagi kaum wanita," kata Netanyahu.

Sementara itu, oposisi menganggap pemerintahan Netanyahu bagaimana pun telah gagal melindungi kaum wanita dari kekerasan rumah tangga.

Oposisi menganggap pemerintah gagal mendanai program secara serius untuk menangani masalah tersebut.

"Ini semua masalah prioritas," kata Ksenia Svetlova dari Persatuan Zionis dalam sidang parlemen.

Dia mengatakan selama ini pemerintah menganggarkan 250 juta Shekel, atau sekitar US$67 juta, untuk program penanganan kekerasan dalam rumah tangga. Namun, jutaan dolar dana tersebut diklaim belum ditransfer.
"Kantor-kantor kesejahteraan sosial berada di ambang kehancuran," kata Svetlova. (rds/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER