Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Amerika Serikat menyangkal klaim
Turki soal janji akan mengekstradisi cendekiawan
Fethullah Gulen. Gulen dituduh sebagai dalang upaya kudeta terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan dua tahun lalu.
"Ketika bertemu dengan Presiden Erdogan pada KTT G20, presiden (Donald Trump) tidak menjanjikan akan mengekstradisi Fethullah Gulen," kata sumber di Gedung Putih, seperti dilansir
Reuters, Selasa (18/12).
Erdogan menuduh Gulen yang menggerakkan upaya kudeta pada 2016. Saat itu sejumlah tentara dengan menggunakan kendaraan lapis baja dan helikopter menyerang dan mengepung gedung parlemen Turki serta menembak warga sipil.
Gulen saat ini dianggap musuh negara. Turki sudah berupaya mengekstradisinya selama dua dasawarsa. Namun, Gulen membantah tuduhan terlibat dalam upaya kudeta di Turki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu yang mengklaim Presiden AS Donald Trump akan mengekstradisi Gulen, dalam sebuah wawancara di Forum Doha pada Minggu (16/12) pekan lalu.
Gulen saat ini bermukim di Pennyslvania, Amerika Serikat, sejak meninggalkan Turki pada 1990. Cavusoglu juga mengklaim Biro Penyelidik Federal (FBI) memiliki bukti organisasi Gulen yang dikenal sebagai FETO, telah melanggar undang-undang AS, termasuk penipuan pajak, visa dan beberapa kegiatan ilegal lainnya. FETO dicap sebagai kelompok teroris oleh pemerintahan Turki.
Permintaan ekstradisi telah diajukan Turki kepada pemerintahan Barack Obama sebelum digantikan oleh Donald Trump. Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda dari Washington menunjukkan bahwa ektradisi akan segera dilakukan.
Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri AS menyatakan telah menerima permintaan ekstradisi dari Turki. Namun, Trump menyebut ia tidak berencana mengekstradisi Gulen.
[Gambas:Video CNN] (ayp/ayp)