Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang perempuan suku Indian Apache yang sedang dirawat dalam keadaan tidak sadar di rumah sakit di Phoenix, Arizona,
Amerika Serikat, selama beberapa waktu dilaporkan mendadak melahirkan pada 29 Desember 2018. Kini polisi mencurigai perempuan itu menjadi korban
pelecehan seksual.
Reserse Kepolisian Arizona mulai mengumpulkan sampel DNA dari sejumlah lelaki yang bekerja di fasilitas perawatan di Arizona itu. Perwakilan Kepolisian Pheonix, Sersan, Tommy Tompson mengatakan perempuan dan anaknya, yang masih dalam kondisi kritis setelah melahirkan, masih berada di rumah sakit.
Dikutip dari
CNN, Kamis (10/1), identitas perempuan itu tak dilaporkan karena merupakan korban pelecehan seksual. Korban, yang bermukim di daerah San Carlos sudah lama berada dalam kondisi tidak sadar.
"Ketika orang yang Anda sayang sedang dalam masa kritis, seharusnya Anda bisa mempercayai pengasuhnya. Sayangnya, salah satu pengasuh korban tak biasa dan justru memanfaatkan korban," kata kepala suku Indian Apache setempat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sumber terkait, korban terbaring tidak sadar sejak 14 tahun lalu. Selama tidak sadar, ia justru dilecehkan hingga hamil.
"Detektif telah meminta pria di fasilitas Hacienda Healthcare di Phoenix melakukan pemeriksaan DNA," tuturnya.
Identitas mereka yang dikumpulkan DNA-nya tidak akan dibeberkan, jelas Thompson. Ia hanya mengatakan terdapat sejumlah besar individu yang mengikuti pemeriksaan DNA. Thompson mengatakan penyelidikan terkait pelecehan seksual ini akan memakan waktu.
Penyelidik juga mendapat perintah pengadilan bagi mereka yang menolak memberikan sampel secara suka rela. Kendati demikian, Thompson menambahkan belum ada tersangka.
"Pihak keluarga jelas marah, trauma dan kaget dengan pelecehan dan penelantaran putri mereka di Hacienda Healthcare. Keluarga ingin saya menyampaikan bawa bayi laki-laki yang telah dilahirkan akan dirawat dengan baik," tutur pengacara pihak keluarga korban, John Michaels.
Penyelidik juga memiliki surat perintah penggeledahan untuk mengumpulkan bukti yang dapat mendukung penyelidikan.
Pihak Hacien Healthcare menganggap situasi ini sebagai insiden yang sangat buruk dan mengatakan akan bekerja sama dengan penegak hukum dan lembaga negara terkait penyelidikan.
Pejabat tertinggi Hacien Healthcare, Bill Timmons, dikabarkan telah mengundurkan diri, Senin lalu karena kasus itu.
"Hacienda akan menerima konsekuensi dari insiden buruk ini. Kasus seperti ini belum pernah terjadi dan telah menghancurkan semua orang yang terlibat, mulai dari korban, keluarga hingga semua staf Hacienda," tutur Gary Orman, wakil presiden eksekutif dari dewan direksi Hacienda Healthcare.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Melissa Blasius-Nuanez meminta Hacienda membuat perubahan soal keamanan pasien, staf dan pengunjung di klinik.
(ayp/fey/ayp)