Anak Donald Trump Samakan Imigran dengan Binatang Berbahaya

CNN Indonesia
Kamis, 10 Jan 2019 09:42 WIB
Anak tertua Presiden AS Donald Trump membuat kontroveris. Ia melalui akun instagramnya menyamakan imigran yang masuk ke AS dengan binayang berbahaya.
Iringan imigran yang ingin memasuki wilayah AS. (REUTERS/Mohammed Salem)
Jakarta, CNN Indonesia -- Putra tertua Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyamakan imigran dengan binatang berbahaya. Pernyataan kontroversial tersebut merujuk pada imigran putus asa yang ingin memasuki wilayah AS.

"Anda tahu mengapa Anda bisa menikmati hari di kebun binatang? Karena dinding bekerja," tulis Donald Trump Jr., melalui akun Instagramnya seperti dikutip dari AFP, Kamis (10/1).

Pernyataan bahwa imigran yang ingin memasuki wilayah AS sebagai binatang tidak hanya disampaikan oleh anak Trump saja. Sang Presiden Mei 2018 lalu juga pernah memberikan istilah yang sama pada imigran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Anda tidak akan percaya betapa buruknya imigran itu. Mereka bukan orang. Mereka binatang," katanya saat itu.

Trump Jr., bukan sekali ini saja membuat pernyataan kontroversial melalui akun media sosialnya. Beberapa waktu lalu, ia juga sempat panen hujan kritik akibat pernyataannya yang menyamakan pengungsi konflik Suriah dengan semangkuk permen Skittless yang mematikan.

"Pernyataan tersebut rasis, satunya kebun binatang sebenarnya adalah dia sendiri," kata seorang pengguna Twitter dalam komentarnya.

Sampai saat ini Presiden Trump masih berkeras menutup pemerintahan. Dia beralasan bersikap seperti itu karena pengajuan anggaran sebesar US$5 miliar untuk membangun tembok perbatasan tidak disetujui oleh Dewan Perwakilan. Ketua Dewan Perwakilan AS, Nancy Pelosi menuduh Trump hanya memperdaya dan menakuti rakyat AS dengan seolah-olah membuat masalah perbatasan dan imigran gelap mengancam keamanan nasional. Sedangkan fraksi Partai Demokrat AS hanya mau menyetujui anggaran sebesar US$1,3 miliar untuk tembok perbatasan. (afp/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER