
Koran The Washington Post Palsu Bertajuk Trump Mundur Beredar
CNN Indonesia | Jumat, 18/01/2019 13:15 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat dikejutkan dengan beredarnya surat kabar The Washington Post palsu, dengan tajuk Presiden Donald Trump mengundurkan diri. Koran itu sempat beredar di sejumlah wilayah di Washington pada Rabu (16/1) lalu.
Surat kabar palsu itu tercetak dengan tanggal terbit untuk 1 Mei 2019. Tampilannya terlihat sangat mirip dengan surat kabar The Washington Post asli.
Selain berita pengunduran diri, surat kabar palsu itu juga dipenuhi artikel lain berbau sentimen anti-Trump. Tak hanya surat kabar, sebuah situs palsu mirip dengan tampilan laman The Washington Post juga muncul bersamaan dengan tersebarnya koran palsu itu.
"Kami tidak akan mentolelir orang lain yang mengakui sebagai The Washington Post, kami sangat prihatin dengan kebingngan yang ditimbulkan di antara para pembaca," ucap juru bicara The Washington Post, Kris Coratti pada Kamis (17/1) kemarin.
"Kami berupaya menghentikan penggunakan nama merek kami secara tidak patut," ujar Coratti.
Ribuan salinan koran The Washington Post palsu itu beredar di sekitar Washington, termasuk di luar Gedung Putih dan Stasiun Union.
Kelompok aktivis Cod Pink mengunggah video di akun Facebook yang menunjukkan mereka membagikan salinan koran palsu itu kepada orang-orang di depan gedung Kongres AS, Capitol Hill.
Sebuah kelompok yang menyatakan diri mereka sebagai 'aktivis penipu kolektif', Yes Men, mengakui sengaja membuat koran serta situs palsu.
Berita utama koran dan situs palsu tersebut melaporkan Trump telah meninggalkan surat pengunduran diri di atas sebuah serbet di kantornya, Oval Office.
Berita palsu itu juga melaporkan Trump telah meninggalkan Washington menuju Yalta, sebuah resort di Semenanjung Krimea yang merupakan lokasi pertemuan para pemimpin negara sekutu selama Perang Dunia II.
Artikel-artikel itu juga menyatakan pengunduran diri Trump dipicu oleh "protes besar-besaran yang dipimpin kaum wanita" di seluruh AS. Tulisan itu disebut-sebut sebagai bentuk promosi demonstrasi kaum perempuan yang memang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (19/1) besok.
Salah satu pendiri Yes Men, Jacques Servin dengan nama samarannya Andy Bichlbaum, mengatakan koran palsu tersebut dibuat sebagai pendorong bagi "gerakan akar rumput" untuk mengumpulkan dukungan terhadap pemakzulan Trump.
"Ide utamanya adalah surat kabar dari masa depan dan bagaimana kita sampai ke tujan itu-seperti peta jalan bagi para aktivis," katanya seperti dikutip The Washington Post.
Servin menuturkan pencetakan koran-koran dan situs berita palsu itu memakan biaya sebesar US$40 ribu atau sekitar Rp567 juta. Sebagian dana tersebut digalang dari organisasinya.
Servin menuturkan organisasinya mencetak sekitar 25 ribu salinan. Sekitar 10 ribu salinan, paparnya, telah disebar.
Organisasi tersebut juga pernah melakukan hal serupa pada 2008. Kala itu, Yes Men mencetak salinan surat kabar The New York Times palsu tak lama setelah Presiden Barack Obama menang pemilu.
Saat itu, koran palsu tersebut melaporkan bahwa aktivis-aktivis liberal menekan pemerintahan AS yang baru. (rds/ayp)
Surat kabar palsu itu tercetak dengan tanggal terbit untuk 1 Mei 2019. Tampilannya terlihat sangat mirip dengan surat kabar The Washington Post asli.
Selain berita pengunduran diri, surat kabar palsu itu juga dipenuhi artikel lain berbau sentimen anti-Trump. Tak hanya surat kabar, sebuah situs palsu mirip dengan tampilan laman The Washington Post juga muncul bersamaan dengan tersebarnya koran palsu itu.
"Kami tidak akan mentolelir orang lain yang mengakui sebagai The Washington Post, kami sangat prihatin dengan kebingngan yang ditimbulkan di antara para pembaca," ucap juru bicara The Washington Post, Kris Coratti pada Kamis (17/1) kemarin.
Ribuan salinan koran The Washington Post palsu itu beredar di sekitar Washington, termasuk di luar Gedung Putih dan Stasiun Union.
Kelompok aktivis Cod Pink mengunggah video di akun Facebook yang menunjukkan mereka membagikan salinan koran palsu itu kepada orang-orang di depan gedung Kongres AS, Capitol Hill.
Sebuah kelompok yang menyatakan diri mereka sebagai 'aktivis penipu kolektif', Yes Men, mengakui sengaja membuat koran serta situs palsu.
Berita utama koran dan situs palsu tersebut melaporkan Trump telah meninggalkan surat pengunduran diri di atas sebuah serbet di kantornya, Oval Office.
Berita palsu itu juga melaporkan Trump telah meninggalkan Washington menuju Yalta, sebuah resort di Semenanjung Krimea yang merupakan lokasi pertemuan para pemimpin negara sekutu selama Perang Dunia II.
Salah satu pendiri Yes Men, Jacques Servin dengan nama samarannya Andy Bichlbaum, mengatakan koran palsu tersebut dibuat sebagai pendorong bagi "gerakan akar rumput" untuk mengumpulkan dukungan terhadap pemakzulan Trump.
"Ide utamanya adalah surat kabar dari masa depan dan bagaimana kita sampai ke tujan itu-seperti peta jalan bagi para aktivis," katanya seperti dikutip The Washington Post.
Servin menuturkan pencetakan koran-koran dan situs berita palsu itu memakan biaya sebesar US$40 ribu atau sekitar Rp567 juta. Sebagian dana tersebut digalang dari organisasinya.
Servin menuturkan organisasinya mencetak sekitar 25 ribu salinan. Sekitar 10 ribu salinan, paparnya, telah disebar.
Saat itu, koran palsu tersebut melaporkan bahwa aktivis-aktivis liberal menekan pemerintahan AS yang baru. (rds/ayp)
ARTIKEL TERKAIT

Petinggi Korut Tiba di AS Berunding Soal Nuklir dan KTT Trump
Internasional 1 bulan yang lalu
Rusia Tahan Model Klaim Trump Curang di Pilpres AS
Internasional 1 bulan yang lalu
Ke Pentagon, Trump Rilis Hasil Analisis Teknologi Anti-Rudal
Internasional 1 bulan yang lalu
AS-Inggris Latihan Militer Gabungan Perdana di LCS
Internasional 1 bulan yang lalu
Tuntut Kenaikan Gaji, 30 Ribu Guru di LA Mogok Mengajar
Internasional 1 bulan yang lalu
AS Pertimbangkan Akui Lawan Maduro Sebagai Presiden Venezuela
Internasional 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

VIDEO: Perang Dagang AS-China Diperkirakan Terhenti Segera
Ekonomi • 23 February 2019 13:44
Cara Menjangkau China dari Vietnam via Kereta
Gaya Hidup • 22 February 2019 20:19
Gerindra Sebut Jenderal Clark Bukan Utusan AS untuk Prabowo
Nasional • 22 February 2019 19:35
VIDEO: Perang Dagang AS-Cina Disebut Segera Berakhir
Ekonomi • 22 February 2019 05:53
TERPOPULER

VIDEO: Kelemahan di Balik Citra Kuat Militer Rusia
Internasional • 45 menit yang lalu
Kereta Kim Jong-Un Tiba di China, Pengamanan Diperketat
Internasional 2 jam yang lalu
Tenggak Miras Oplosan, 84 Orang di India Tewas
Internasional 5 jam yang lalu