Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah empat bulan dalam sekapan kelompok
Abu Sayyaf di selatan
Filipina, seorang
warga negara Indonesia asal Majene, Sulawesi Barat, bernama Samsul Saguni akhirnya kembali ke keluarganya pada Jumat (18/1), tiga hari usai bebas.
Samsul akhirnya bertemu dengan keluarganya didampingi Wakil Menteri Luar Negeri, A.M Fachir, bersama Duta Besar RI untuk Filipina, Sonny Sarundajang, dan Wakil Bupati Majene, H. Hidayat.
"Pembebasan ini melibatkan proses yang sangat sulit dan berbahaya. Namun, hal tersebut dilakukan oleh pemerintah demi melindungi nyawa WNI-nya. Karena itu, rasa syukur kita dengan hal ini agar diekspresikan sebaik mungkin, apalagi masih ada dua sandera yang belum bebas", ujar A.M Fachir seperti tertera dalam siaran pers.
WNI itu diculik Abu Sayyaf saat sedang melaut bersama rekannya, Usman Yunus, di perairan Pulau gaya, Semporna, Sabah, pada 11 September 2018. Usman sendiri kini juga sudah bebas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Samsul adalah nelayan WNI asal Majene keempat yang disekap saat sedang melaut di perairan Sabah. Dua WNI Majene pertama yang menjadi korban penculikan adalah Sawal dan Saparudin. Mereka diculik pada November 2016 dan dibebaskan pada September 2017.
Untuk mencegah pengulangan insiden serupa, Wakil Bupati Majene, H. Hidayat, menjelaskan bahwa pemerintah daerah tak mengizinkan lagi warganya bekerja sebagai nelayan di Sabah, Malaysia. Sebagai alternatif, pemda mendorong pengembangan industri penangkapan ikan laut di daerahnya.
"Kami tidak ingin mereka kembali bekerja di Sabah, Malaysia. Kami bersama pemerintah provinsi sudah membeli kapal dan mempekerjakan para eks nelayan Sabah ini, termasuk Saparudin yang bebas tahun 2017. Insyaallah Samsul juga akan bekerja di situ", katanya.
Berdasarkan data Kemlu, secara keseluruhan, sebanyak 36 WNI disandera di Filipina Selatan sejak 2016, 34 di antaranya sudah bebas, sementara 2 lainnya masih dalam upaya pembebasan.
(has)